Agenda
''LEGA''
Agenda
''LEGA'' hari ini adalah bertemu dengan Direktur Holding Company,
(
Perusda ) Kab. Gowa.
Di temui dirungannya akhirnya kami dapat bertemu dengan DIREKTUR Holding Company untuk membahas
mengenai Prosedur Pupuk Subsidi (Urea pupuk kaltim). Prosedur dan harga menjadi
pembahasan utama, karena melihat pupuk ini sudah di subsidi oleh pemerintah,
banyak anggaran yang dikeluarkan, sehingga ''LEGA'' ingin mengetahui langsung
dari perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mengatur kebutuhan pupuk subsidi kepada para petani.
Menjadi agen atau pengecer-pun sempat kami tanyakan baik syarat atau prosedur itu melalui mekanisme banyak panjang dan pengawasan akan pupuk subsidi sangat ketat. (tutur Direktur Perusda)
Kelangkaan
pupukpun kami tanyakan kepada salah seorang yang kami tidak sempat tanyakan nama
dan jabatannya di Perusda, beliau mengatakan bahwa sebenarnya stock pupuk bukan
langka, namun kadang persoalan prosedur dan administrasi saja yang menjadi lambat
dan akhirnya stock untuk sampai kepetani ikut lambat.
Asumsi
LEGA bahwa hal tersebut bisa saja diakibatkan
oleh panjangnya rantai subsidi pupuk dari produsen hingga sampai ke petani dan
juga bisa menjadi ruang bagi mafia pupuk untuk mendistorsikan anggaran subsidi
pupuk yang disediakanolehpemerintah.
Di kutip dari penjelasan hasil analisis KAI, Setyo menjabarkan, ada lima tahap, rantai pupuk bersubsidi sebelum sampai ke tangan petani .
Di kutip dari penjelasan hasil analisis KAI, Setyo menjabarkan, ada lima tahap, rantai pupuk bersubsidi sebelum sampai ke tangan petani .
1. Dari
pabrik
2. Intitusi
khusus
3. Gudang
produksi
4. Distributor
5. Petani.
Sehingga subsidi kepada produsen (pupuk) telah memicu praktik kecurangan dan distorsi (harga). Harga pupuk subsidi di bawah harga pasar menjadi ajang penyelewengan, penimbunan serta spekulasi.
Sehingga subsidi kepada produsen (pupuk) telah memicu praktik kecurangan dan distorsi (harga). Harga pupuk subsidi di bawah harga pasar menjadi ajang penyelewengan, penimbunan serta spekulasi.
Inilah
yang menjadi bahan pertimbangan “LEGA’’ menemui Direktur Holding Compeny kab.
Gowa, melihat anggaran subsidi pupuk pada RAPBN 2015 yang jumlahnya mencapai
35,7 triliun, Sehingga LEGA tidak ingin dana subsidi dari pemerintah di anggarkan sia-sia, hanya dimanfaatkan oleh
mafia pupuk, karena mereka memaingkan harga melampaui HARGA ECERAN TERTINGGI
(HET).
Semoga Kesedehanaan Tulisan ini mampu membuat kita menjadi salah satu pengontrol akan pupuk Subsidi. Terima Kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
'' TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR ANDA''
''Tassilalo Ta'rapiki T'awwa, Sipakainga Lino Lattu Akhira''