Setiap
dan semua organisasi untuk mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan
eksistensinya memerlukan kegiatan manajemen yang efektif dan efisien, baik
dengan menterapkan Manajamen Fungsional, Manajemen Berorientasi tujuan Mana -
Mutu Terpadu (Total Quality
Management disingkat MBO), maupun manajemen Strategik (Management Strategic).
Disamping
itu manusia adalah penggerak organisasi, tanpa manusia sebagai sumber daya maka
organisasi tidak akan berfungsi. Kondisi itu menunjukkan bahwa manusia sebagai sumber
daya, merupakan faktor sentral yang harus memberdayakan sumber daya lainnya,
termasuk sumber daya manusia sendiri. Sumber daya lainnya yang harus
diberdayakan manusia dalam kegiatan manajemen untuk menggerakkan organisasi di
dalam bidangnya masing – masing sekurang – kurangnya terdiri dari sumber Daya
Material, Sumber Daya Finansial, Sumber Daya Teknologi dan Sumber Daya
Informasi.
Dalam
mengimplementasikan kegiatan manajemen SDM diperlukan pelaksanaan salah satu
kegiatannya yang disebut perencanaan SDM. Dengan kata lain, Manajemen SDM dan
perencanaan SDM adalah kegiatan yang harus dilaksanakan secara terintegrasi di
lingkungan sebuah organisasi/perusahaan.
Kegiatan
dan tujuan perencanaan SDM harus menunjang perwujudan kegiatan dan pencapaian
tujuan Manajemen SDM, yang pada akhirnya harus menunjang pula terhadap
pengimplementasian fungsi – fungsi manajemen untuk mencapai tujuan organisasi
/perusahaan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu perencanaan SDM akan
kehilangan maknanya, jika tidak dilakukan sebagai kegiatan untuk membantu para
manajer agar memperoleh SDM yang kemampuannya sesuai dengan jenis dan sifat
pekerja yang menjadi tugas pokok unit kerja masing – masing. Agar perencanaan kuantitatif dan kualitatif yang
ditetapkan benar – benar sesuai dengan kebutuhan untuk mengisi jabatan atau
pekerja yang kosong di lingkungan setiap dan semua unit kerja.
Dari
diagram pawer point terlihat bahwa manajemen SDM memerlukan strategi, agar
pendayagunaan SDM ( Tenaga Kerja ) untuk
mencapai tujuan organisasi/perusahaan
berlangsung efektif dan efisien. Strategi Manajemen SDM memiliki lima komponen
pokok yang terdiri dari filsafat (Philosophy).
Filsafat
Manajemen SDM adalah nilai – nilai yang dipedomani dalam berperilaku dan
dijadikan dasar setiap pengambilan keputusan dan kebijaksanaan, baik mengenai
kegiatan bisnis maupun dalam memperlakukan SDM dilingkungan sebuah
organisasi/perusahaan .
Manajemen
SDM termasuk juga perencanaan SDM hanya dapt dilaksanakan secara profesional,
apabila filsafat dan kebijaksanaan dilingkungan suatu organisasi/perusahaan
didasari nilai – nilai Demokratis. Nilai – nilai demokratis yang mendukung
pelaksanaan strategi manajemen SDM dan kegiatan perencanaan SDM profesional
antara lain sebagai berikut:
1. Menghargai
perbedaan kemampuan pekerja ( SDM ) sebagai invidu.
2. Memberikan
kesempatan yang sama dalam berprestasi melalui bidang kerja masing – masing.
3. Memberikan
peluang yang sama dalam pengembangan kemampuan kerja bagi setiap pekerja.
4. Menumbuhkan
dan mengembangkan kemampuan bekerja sama berdasrkan prinsip saling menghargai
kelebihan dan memahami kekurangan rekan kerja.
5. Memberikan
perlakuan yang sama dalam pengembangan karier dan pengumpahan, berdasarkan
kontribusi yang terbaik dan persaingan yang fair.
Implementasi
nilai – nilai demokratis secara umum terlihat dalam kebijaksanaan para manajer
khususnya manajer puncak dalam bentuk perlakuan tanpa deskriminasi terhadap
semua pekerja, seperti kesempatan atau perlakuan yang sama dan adil dan
promosi, pelatihan, penilaian kerja, dan pengumpahan.
Beberapa
program dalam Manajemen SDM yang demokratis antara lain program perbaikan
kualitas kehidupan kerja / Quality of Work life (OWL) yang mencakup program
mempartisipasikan pekerja dibidangnya dan sesuai posisinya masing – masing,
program penyelesaian konflik yang terbuka, jujur dan tidak berpihak, program
supervisi yang jujur dan obyektif, program kesehatan dan keselamatan kerja, program
pembinaan hubungan kerja, dan program pembinaan disiplin kerja.
Dampak
dari kegiatan perencanaan SDM, kegiatan rekrutmen dan seleksi yang berpedoman
pada hasil prediksi kebutuhan SDM secara kuantitatif dan kualitatif, sangat
besar pengaruhnya terhadap kegiatan manajemen, antara lain kegiatan Orientasi,
Kegiatan pelatihan dan pengembangan, perencanaan karier, penilaian kinerja dan
pengumpahan. Pengaruh tersebut terletak pada keberhasilan atau kegagalan dalam
pengadaan SDM yang berkualitas dan kompetitif.
Kegiatan
perencanaan SDM sangat tergantung pada kegiatan Analisis pekerja, karena
keberhasilannya dalam memprediksi jumlah (kuantitas) dan kualifikasi (kualitas)
SDM yang dibutuhkan organisasi/perusahaan, harus ditetapkan berdasarkan jenis,
sifat, volume dan beban kerja setiap unit kerja. Seluruh informasi tersebut di
dalam hasil Analisis pekerja. Hasil yang pertama adalah Deskripsi pekerjaan
yang berisi tentang uraian tugas – tugas/ pekerjaan yang dapat dipergunakan
untuk memprediksi jumlah SDM yang dibutuhkan . sedangkan wewenang dan tanggung
jawab berdasarkan jenjang jabatan/pekerjaan yang terdapat didalam Deskripsi
pekerjaan, dapat dipergunakan untuk memprediksi tingkat keterampilan/keahlaian
atau pendidikan dan pengalaman sebagai kualifikasi. Hasil Analisis pekerjaan
yang kedua adalah Spesifikasi pekerjaan yang berisi tentang karakteristik (
sifat – sifat ) SDM yang dapat melaksanakan suatu jabatan/pekerjaan secara
efektif dan efissien.
Perencanaan
SDM diiringi dengan rekrutmen dan seleksi sangat berpengaruh pada kinerja
organisasi/perusahaan di masa depan, yang tergantung terpenuhi atau tidak permintaan (demand) dari
segi jumlah dan kualifikasi SDM sesuai dengan kebutuhan yang mampu memberikan
kontribusi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja. Untuk itu
diperlukan beberapa komitmen para manajer khususnya manajer puncak. Adapun
komitmennya adalah sebagai berikut:
1. Manajer
puncak dan para manajer unit kerja/departement semua jenjang (level) menganut filsafat dan melaksanakan kebijaksanaan dengan
nilai – nilaib demokratis. Nilai – nilai itu diimplementasikan dalam budaya
organisasi berupa cara berpikir, bersikap dan berprilaku tanpa diskriminasi
atau dengan memberikan kesempatan yang sama pada semua SDM untuk berkompetisi
berdasarkan prestasi dalam melaksanakan pekerjaan/jabatan yang dipercayakan
organisasi/perusahaan.
2. Manajemen
puncak dan para manajer unit kerja/departemen menyadari dan menerima konsep
bahwa organisasi/perusahaan membutuhkan SDM yang potensial untuk mengantisipasi
perubahan dan perkembangan lingkungan bisnis dimasa depan dalam rangka
mempertahankan dan mengembangkan eksistensi organisasi/perusahaan.
3. Manajer
puncak menyediakan pembiayaan (cost) SDM yang cukup khususnya untuk kegiatan
perencanaan SDM, dan tindak lanjutnya dalam kegiatan Rekrutmen dan Seleksi.
Anggaran atau pembiayaan (cost) yang disediakan untuk perencanaan kegiatan
perencanaan SDM dan kegiatan tindak lanjutnya harus mampu menghindari
pengurangan prediksi jumlah dan kualifikasi SDM, yang berdampak perencanaan
bisnis tidak dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
4. Manajer
puncak dan para manajer unit kerja/departemen menerima konsep mengutamakan
prinsip mendayagunakan lebih dahulu secara maksimal SDM dari sumber internal
yang memenuhi persyaratan kualifikasi dalam mengisi jabatan/posisi kosong, baik
melalui promosi jabatan (vertikal) maupun pindah (horizontal).
Bertolak
dari keempat komitmen tersebut diatas dapat dilakukan pengembangan perencanaan
SDM terpadu sebagai suatu sistem dengan penanggung jawab sebagai berikut:
a. Untuk
perusahaan berskala besar yang memiliki puluhan atau ratusan ribu pekerja yang
tersebar diperusahaan pusat dan cabang – cabangnya, Manajemen SDM berada dalam
pengelolaan wakil presiden perusahaan bidang SDM. Departemen rekrutmen dan
seleksi SDM serta departemen penempatan SDM yang dipimpin oleh tiga tenaga
spesialis dalam bidangnya masing – masing sebagai manajer. Disamping itu dapat
dibentuk direktur lainnya seperti Direktur pengembangan SDM yang membawahi
Departemen pelatihan dan pengembangan, Departemen Supervisi dan penilaian
kinerja yang dipimpin masing – masing oleh seorang manajer.
b. Untuk
organisasi/perusahaan berskala cukup besar atau berskala menengah dengan ribuan
atau puluhan ribu SDM, yang tersebar dibanyak perusahaan cabangnya, manajemen
SDM berada dalam pengelolaan seorang direktur SDM.dan terdapat tiga departemen
yang menjadi bawahannya terdiri dari Departemen perencanaan SDM, Rekrutmen dan
seleksi serta Departemen penempatan yang dipimpin seorang manajer.
c. Untuk
organisasi perusahaan berskala kecil dengan ratusan atau lebih sedikit jumlah
SDM dapat dibentuk satu Departemen SDM untuk mengelola seluruh kegiatannya
dengan dipimpin seorang Manajer SDM.
Sistem
perencanaan SDM terpadu pada dasarnya cenderung bersifat sentralistik, karena kegiatannya seolah – olah
dipusatkan pada perusahaan pusat. Kondisi itu berdampak pada birokrasi yang
tinggi, dan dapat menimbulkan kelambanan dalam pengambilan keputusan tentang
SDM. Untuk itu organisasi/perusahaan cabang perlu menyediakan informasi SDM
secara lengkap dan cepat menyampaikan setiap kali terjadi perubahan atau
perkembangan data SDM dilingkungannya masing – masing.
Disamping
itu bahkan secara lebih khusus dapat diprediksi perkembangan bisnis pilihan
masing – masing organisasi/perusahaan dimasa depan prediksi yang menunjukkan
masa depan bisnis yang cerah karena pertumbuhan ekonomi dan moneter nasional
dan internasional cenderung positif, bagi sebuah organisasi/perusahaan akan
membawa dampak pada peluang melaksanakan bisnisnya secara efektif dan efesien.
Hasil
predeksi tersebut diatas yang mengarah pada meningkatkan permintaan (demand)
SDM, harus diiringi dengan predeksi sumber – sumber SDM dari pasar tenaga kerja
internal dan eksternal perusahaan yang dapat digunakan untuk pengadaan SDM di
masa depan.predeksi itu memerlukan berbagai kegiatan sebagai penunjang
perencanaan SDM agar dapat dilakukan secara akurat. Predikdi itu penting
dilakukan karena besar pengaruhnya dalam menetapkan sumber SDM eksternal yang
dibutuhkan untuk mengisi kekosongan, dari semua predeksi tersebut dapat
dirumuskan perencanaan SDM, baik dari segi jumlah (kuantitarif) dan kualifikasi
kemampuan (kualitatif) maupun penentuan waktu rekrutmen dan seleksi.
Oleh
karena itu terlepas dari besar kecilnya skala sebuah organisasi/perusahaan,
berarti perencanaan terpadu harus dikembangkan sebagai satu sistem, yang
didalamnya terdapat beberapa sub sistem atau komponen yang saling berhubungan
dan saling memperngaruhi dan berfungsi sebagai satu kesatuan. Komponen utama
yang saling berkaitan terdiri dari:
1. RENSTRA
dan RENOP yang terurai secara jelas didalam Analisis pekerjaan, diikuti dengan
pembagian, pembidangan dan pengelompokan pekerjaan sejenis menjadi unit kerja
yang terstruktur secara vertikal dan horizontal dalm bentuk struktur organisasi
2. Tujuan
perencanaan SDM dihunungkan dengan program dan kegiatan bisnis yang diemban
oleh setiap unit kerja
3. Kegiatan
perencanaan untuk memprediksi jumlah dan kualitas SDM dengan memanfaatkan hasil
Audit SDM dan hasil evaluasi pekerjaan khususnya untuk menetapkan kualifikasi
SDM yang dibutuhka, baik dari sumber internal maupun eksternal
4. Penetapan
persyaratan atau kualifikasi SDM yang akan dipergunakan dalam rekrutmen dan
seleksi
5. Prediksi
permintaan (demand) dan persediaan (supply) pasar tenaga kerja (internal dan
eksternal)
6. Sistem
komtrol dan evaluasi, sekaligus sebgai umpan balik (feed back) untuk
memperbaiki perencanaan SDM berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
'' TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR ANDA''
''Tassilalo Ta'rapiki T'awwa, Sipakainga Lino Lattu Akhira''