Beberapa pekan terakhir
harga BBM telah ditetapkan menjadi Rp. 8500. Dengan bangga bangsa ini mencabut
subsidi BBM, subsidi untuk masyarakat menengah kebawah. Subsidi yang mengurangi
beban rakyat, mengurangi pengeluaran, mengurangi belanja dan mengurangi pengeluaran
rakyat kecil.
Rakyat kini disuguhi
dengan bantuan langsung tunai beberapa bulan kedepan, rakyat kini antri untuk
mendapatkan bantuan tersebut, rakyat di ajari untuk selalu berpangku tangan, di
ajari untuk selalu bergantung kepada penguasa, rakyat dilatih menjadi robot yang
yang tidak punya daya dan kekuatan bergerak sendiri.
Beberapa bulan menjadi
daya menenang, yakni dengan adanya bantuan langsung tunai masyarakat seakan
dihipnotis untuk tidak mengamuk memprotes pemerintah. Sadar tidak sadar
masyarakat dengan senang menunggu atau antri untuk mendapatkan bagian bantuan
BBM.
Beberapa bulan bantuan
akan diterima, itupun jika tepat sasaran. Beberapa bulan berujun seumur hidup,
satu kali BBM dinaikkan atau dicabut subsidinya sepanjang zaman akan berlaku. Kini
Indonesia dua opsi, pertama opsi yang tidak mendapatkan bantuan BBM dan opsi
yang kebagian jatah atau bantuan. Keduanya mempunyai pandangan yang berbeda
tentang harga BBM.
Harga BBM berimbas kepada
harga – harga kebutuhan pokok yang lain, kecuali kepada petani yang menjual
hasil panen mereka kepada pengepul. Mengapa harga hasil panen turun karena sewa
mobil naik, di akibatkan oleh BBM dan yang menjadi korban adalah petani. Petani
kini mulai mengeluhkan dampak kenaikan harga BBM.
Hasil pertanian merupakan hasil
bumi yang tidak tahan lama, hanya bertahan beberapa hari kemudian membusuk. Factor
ketidak tahanan beberapa hari, sehingga para petani terpaksa menjual hasil
panen mereka walau harga rendah.
Alasan para pengepul
menurunkan harga sayuran karena ongkos transport mereka meningkat sehingga mau
tidak mau harga sayuran atau hasil panen yang diturunkan. Daya beli BBM naik,
dan hasil bumi turun harganya, yang diuntungkan siapa rakyat atau siapa.
Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
'' TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR ANDA''
''Tassilalo Ta'rapiki T'awwa, Sipakainga Lino Lattu Akhira''