BUKTI KEMEGAHAN KERAJAAN GOWA
1. Mahkota Raja Gowa yang bernama
Salokoa salokoa, atau mahkota Raja, memiliki berat 1768 gram, terbuat dari emas
murni, dan ditaburi 250 berlian, Mahkota ini berasal dari Raja Gowa Pertama
Tumanurung Baineyya ri Tamalate pada Abad ke 13 Masehi. 2. Ponto Janga-Jangayya
ponto janga jangaya (Terbuat dari emas murni yang berat seluruhnya 985,5 gram,
bentuknya seperti Naga yang melingkar sebanyak 4 buah. Dinamai “Mallimpuang”
yang berkepala naga satu dan “Tunipalloang” yang berkepala naga dua, benda ini
merupakan benda “Gaukang” {kebesaran Raja} di Gowa dan dipakai pada pergelangan
tangan, Benda ini berasal dari Tumanurunga).
3. Tobo Kaluku tobo kaluku atau
rante manila dengan berat 270 gram. 4. Kolara kolara (kalung kebesaran yang
terbuat dari emas murni seberat 2.182 gram). 5. Mata Uang Kerajaan Gowa-Tallo
Disaat bangsa lain masih menggunakan sistem barter sebagai alat tukarnya,
kerajaan Gowa-Tallo telah memiliki alat tukar yang sah di dalam wilayah
kekuasaannya yang diberi nama Jingara' dan Kupa. Jingara' adalah mata Uang
Kerajaan Gowa-Tallo yang terbuat dari emas Murni dengan ukuran diamater
19.49mm; tebal 1.50 mm dan berat 2.47 gram. berbeda dengan Jingara, Mata Uang
kerajaan Gowa-Tallo lainnya yang bernama Kupa hanya terbuat dari campuran Timah
dan Tembaga. hal ini adalah salah satu bukti tingginya peradaban Kerajaan
Gowa-Tallo. pada sisi Uang Jingara' tertera tulisan berhuruf Arab, terbaca
KHALIFA ALLAH SULTAN AMIR dan pada sisi yang lain tertera tulisan yang
belafaskan SULTAN HASANUDDIN, Raja Gowa ke 16 yang sangat terkenal dengan
Kegigihannya melawan Rongrongan VOC Belanda bersama sekutunya selama kurang
lebih 10 Tahun (1660-1669). 6. Meriam anak Makassar Dalam buku yang ditulis Dr.
K.G. Crucq dan J.W. Vogel, menjelaskan bahwa meriam “Anak Makassar” adalah
meriam yang terbesar yang pernah ada dan dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam
bidang pertahanan. Panjang diameter lobang mulutnya 41,5 cm, sehingga orang
dengan mudah dapat masuk ke dalamnya. Menurut Dr. K.G. Crucq yang banyak
melakukan penelitian tentang meriam-meriam yang ada di Indonesia, bahwa meriam
“Anak Makassar” Milik Kerajaan Gowa-Tallo yang ada di Benteng Somba Opu itu
lebih besar dari pada meriam “Pancawura” atau “Kyai Sapujagad” yang ada di
Keraton Surakarta. Jika dibandingkan dengan meriam-meriam kramat lainnya,
seperti misalnya meriam “Ki Amuk” yang ada di banten, meriam “Anak Makassar”
lebih besar ukuran atau kalibernya. J.W. Vogel dalam tulisannya yang berjudul
“Oost-Indianische Reisbesch-reibung” menggambarkan bahwa mulut meriam “Anak
Makassar “ milik Kerajaan Gowa itu sedemikan besarnya “dass der grosste mensch
gar fuglich hinein kriechten und sich verbergenkan” (sehingga orang yang paling
besar sekalipun dengan mudah dapat merayap ke dalamnya dan bersembunyi di
situ). Berat meriam “Anak Makassar” ini seluruhnya memiliki bobot 9.500 kg.
atau 9,5 ton. Panjang meriam keramat ini enam meter. Dengan kaliber 41,5 cm. 7.
Tiga belas Benteng Peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo -Benteng Somba Opu, Benteng
Ujung Pandang di bangun pada Tahun 1545 (setelah perjanjian Bungayya diambil
alih oleh belanda dan namanya diganti menjadi benteng Fort Roterdam), Benteng
Tallo, Benteng Ujung Tanah, Benteng Panakukang, Benteng Kale Gowa, Benteng ana'
Gowa, Benteng Galesong, Benteng sanrabone, Benteng Barombong, Banteng Mariso,
Benteng Garassi, Benteng Baroboso' Menurut Saya tidak ada kerajaan di Nusantara
yang memiliki Benteng sebanyak Kerajaan Gowa-Tallo. 8. Masa Ke Emasan Kebesaran
imperium Gowa-Tallo sebagai penguasa lautan mulai dirintis sejak abad ke 15
pada masa pemerintahan KaraEng Same' ri Liukang (Karaeng Samarluka), beliau
adalah Raja Tallo ke2 yang menyerang Malaka dan berhasil menduduki kerajaan
Samudera Pasai bersama 200 Kapal Perangnya. Banyak bukti yang menunjukkan
kepiawaian Suku Makassar mengarungi dan menaklukkan laut hanya dengan perahu
layar. Salah satu bukti tertulis adalah catatan Tome Pires yang dianggap
sebagai sumber Barat tertulis yang paling tua. Dalam laporannya Pires
mengemukakan: “Orang-orang Makassar telah berdagang sampai ke Malaka, Jawa,
Borneo, negeri Siam dan juga semua tempat yang terdapat antara Pahang dan
Siam”. Pieter Van Dam (seorang penulis VOC pada abad ke-XVII) menguraikan dalam
bukunya, "Beschrijving van de Oost-Indische Compagnie 2de Boek 5de Capittel"
(Uraian Kompeni Hindia Timur Buku ke2 Bab ke5), bahwa : "Kerajaan
Makassar, terletak di pulau besar Celebes, sebelum ini sangatlah termahsyur.
Pertama karena perniagaannya, selain dari pada itu karena keunggulannya
berperang yang sangat hebat". Pada bagian lain bukunya tersebut, ia
mengatakan : " orang-orang arif yang mengenal keadaan Makassar, menganggap
adalah suatu yang mustahil, pun orang-orang Muslim dan kafir dimana saja di
kawasan Timur tidak dapat percaya, bahwa orang-orang Belanda Akan dapat mengalahkan
Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
'' TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR ANDA''
''Tassilalo Ta'rapiki T'awwa, Sipakainga Lino Lattu Akhira''