Rabu, 19 Oktober 2016

Aku Anak Petani

Di saat diriku terlahir dari rahim petani, tentu diriku akan di didik dan di besarkan dalam lingkungan keluarga petani. Diriku yang sekarang pasti mempunyai perbedaan dengan diriku di masa lalu, sebuah proses yang panjang mengantarkan diriku hingga sampai hari ini.
Perjalanan itu tidak terlepas dari didikan, dan kasih sayang keluarga petani yang telah membesarkan diriku.
Bapak Ibuku adalah petani, sehingga diriku adalah anak petani, aku bangga diriku bisa di lahirkan dari keluarga petani, dan hidup dalam kesederhanaan dan mampu mengeyam pendidikan Sampai Magister. ‘’ANAK PETANI BISA TONJI’’.
Cita – cita Ku ingin menjadikan pertanian menarik, maju dan mendunia, serta keinginanku adalah melanjutkan pendidikan sampai S3 dan menjadi Prof.

Ingin Ku rasakan nikmat dan bahagianya menjadi petani yang menyandang gelar pendidikan formal, tidak seperti hasil survey hari ini, bahwa rata – rata tingkat pendidikan petani hanya tamatan SD. Hal tersebut ingin ku ubah, sehingga kegiatanku hari ini, besok dan lusa adalah melakukan Gerakan Cerdas Anak Petani.
Para orang tua boleh saja tidak berpendidikan tetapi generasi petani harus mampu keluar dari hal itu, yakni anak petani harus cerdas dan berpendidikan.
Ku akui diriku tidak akan pernah menjadi Sarjana jika bukan hasil dari biaya pertanian, biaya – biaya hasil pertanian mampu membesarkan diriku, menjadikan diriku, mampu merangkai kata, menyusun kata  demi kata, itu semua dari hasil pertanian.
Terima kasih Pertanian.
Petani Gowa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

'' TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR ANDA''

''Tassilalo Ta'rapiki T'awwa, Sipakainga Lino Lattu Akhira''