‘’PEMTugas Kelompok
Mk. Perencanaan SDM
Dosen Prof. Dr . H.Achmad
Gani. SE,.MSi
PERENCANAAN
SDM SEBAGAI KEGIATAN MANAJEMEN SDM
Oleh Klp I :
-
Jamaluddin
-
Muhammad
Sukri
-
Kartini
T
-
Eka
Rebriardy Darwis
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2013
PEMBAHASAN
Setiap dan semua organisasi untuk mewujudkan,
mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya memerlukan kegiatan manajemen
yang efektif dan efisien, baik dengan menterapkan Manajamen Fungsional,
Manajemen Berorientasi tujuan Mana
- Mutu Terpadu (Total Quality Management disingkat MBO),
maupun manajemen Strategik (Management Strategic).
Disamping itu manusia adalah penggerak
organisasi, tanpa manusia sebagai sumber daya maka organisasi tidak akan
berfungsi. Kondisi itu menunjukkan bahwa manusia sebagai sumber daya, merupakan
faktor sentral yang harus memberdayakan sumber daya lainnya, termasuk sumber
daya manusia sendiri. Sumber daya lainnya yang harus diberdayakan manusia dalam
kegiatan manajemen untuk menggerakkan organisasi di dalam bidangnya masing – masing
sekurang – kurangnya terdiri dari sumber Daya Material, Sumber Daya Finansial,
Sumber Daya Teknologi dan Sumber Daya Informasi.
Dalam mengimplementasikan kegiatan manajemen
SDM diperlukan pelaksanaan salah satu kegiatannya yang disebut perencanaan SDM.
Dengan kata lain, Manajemen SDM dan perencanaan SDM adalah kegiatan yang harus
dilaksanakan secara terintegrasi di lingkungan sebuah organisasi/perusahaan.
Kegiatan dan tujuan perencanaan SDM harus
menunjang perwujudan kegiatan dan pencapaian tujuan Manajemen SDM, yang pada
akhirnya harus menunjang pula terhadap pengimplementasian fungsi – fungsi
manajemen untuk mencapai tujuan organisasi /perusahaan secara efektif dan
efisien. Oleh karena itu perencanaan SDM akan kehilangan maknanya, jika tidak
dilakukan sebagai kegiatan untuk membantu para manajer agar memperoleh SDM yang
kemampuannya sesuai dengan jenis dan sifat pekerja yang menjadi tugas pokok
unit kerja masing – masing. Agar
perencanaan kuantitatif dan kualitatif yang ditetapkan benar – benar
sesuai dengan kebutuhan untuk mengisi jabatan atau pekerja yang kosong di
lingkungan setiap dan semua unit kerja.
Dari diagram pawer point terlihat bahwa
manajemen SDM memerlukan strategi, agar pendayagunaan SDM ( Tenaga Kerja ) untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan berlangsung efektif dan
efisien. Strategi Manajemen SDM memiliki lima komponen pokok yang terdiri dari
filsafat (Philosophy).
Filsafat Manajemen SDM adalah nilai – nilai
yang dipedomani dalam berperilaku dan dijadikan dasar setiap pengambilan
keputusan dan kebijaksanaan, baik mengenai kegiatan bisnis maupun dalam
memperlakukan SDM dilingkungan sebuah organisasi/perusahaan .
Manajemen SDM termasuk juga perencanaan SDM
hanya dapt dilaksanakan secara profesional, apabila filsafat dan kebijaksanaan
dilingkungan suatu organisasi/perusahaan didasari nilai – nilai Demokratis.
Nilai – nilai demokratis yang mendukung pelaksanaan strategi manajemen SDM dan
kegiatan perencanaan SDM profesional antara lain sebagai berikut:
1. Menghargai perbedaan kemampuan pekerja ( SDM ) sebagai
invidu.
2. Memberikan kesempatan yang sama dalam berprestasi melalui
bidang kerja masing – masing.
3. Memberikan peluang yang sama dalam pengembangan kemampuan
kerja bagi setiap pekerja.
4. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan bekerja sama
berdasrkan prinsip saling menghargai kelebihan dan memahami kekurangan rekan
kerja.
5. Memberikan perlakuan yang sama dalam pengembangan karier
dan pengumpahan, berdasarkan kontribusi yang terbaik dan persaingan yang fair.
Implementasi nilai – nilai demokratis secara
umum terlihat dalam kebijaksanaan para manajer khususnya manajer puncak dalam
bentuk perlakuan tanpa deskriminasi terhadap semua pekerja, seperti kesempatan
atau perlakuan yang sama dan adil dan promosi, pelatihan, penilaian kerja, dan
pengumpahan.
Beberapa program dalam Manajemen SDM yang
demokratis antara lain program perbaikan kualitas kehidupan kerja / Quality of
Work life (OWL) yang mencakup program mempartisipasikan pekerja dibidangnya dan
sesuai posisinya masing – masing, program penyelesaian konflik yang terbuka,
jujur dan tidak berpihak, program supervisi yang jujur dan obyektif, program
kesehatan dan keselamatan kerja, program pembinaan hubungan kerja, dan program
pembinaan disiplin kerja.
Dampak dari kegiatan perencanaan SDM,
kegiatan rekrutmen dan seleksi yang berpedoman pada hasil prediksi kebutuhan
SDM secara kuantitatif dan kualitatif, sangat besar pengaruhnya terhadap
kegiatan manajemen, antara lain kegiatan Orientasi, Kegiatan pelatihan dan
pengembangan, perencanaan karier, penilaian kinerja dan pengumpahan. Pengaruh
tersebut terletak pada keberhasilan atau kegagalan dalam pengadaan SDM yang
berkualitas dan kompetitif.
Kegiatan perencanaan SDM sangat tergantung
pada kegiatan Analisis pekerja, karena keberhasilannya dalam memprediksi jumlah
(kuantitas) dan kualifikasi (kualitas) SDM yang dibutuhkan
organisasi/perusahaan, harus ditetapkan berdasarkan jenis, sifat, volume dan
beban kerja setiap unit kerja. Seluruh informasi tersebut di dalam hasil
Analisis pekerja. Hasil yang pertama adalah Deskripsi pekerjaan yang berisi
tentang uraian tugas – tugas/ pekerjaan yang dapat dipergunakan untuk
memprediksi jumlah SDM yang dibutuhkan . sedangkan wewenang dan tanggung jawab
berdasarkan jenjang jabatan/pekerjaan yang terdapat didalam Deskripsi
pekerjaan, dapat dipergunakan untuk memprediksi tingkat keterampilan/keahlaian
atau pendidikan dan pengalaman sebagai kualifikasi. Hasil Analisis pekerjaan
yang kedua adalah Spesifikasi pekerjaan yang berisi tentang karakteristik (
sifat – sifat ) SDM yang dapat melaksanakan suatu jabatan/pekerjaan secara
efektif dan efissien.
Perencanaan SDM diiringi dengan rekrutmen dan
seleksi sangat berpengaruh pada kinerja organisasi/perusahaan di masa depan,
yang tergantung terpenuhi atau tidak
permintaan (demand) dari segi jumlah dan kualifikasi SDM sesuai dengan
kebutuhan yang mampu memberikan kontribusi untuk meningkatkan produktivitas dan
kualitas kerja. Untuk itu diperlukan beberapa komitmen para manajer khususnya
manajer puncak. Adapun komitmennya adalah sebagai berikut:
1. Manajer puncak dan para manajer unit kerja/departement
semua jenjang (level) menganut filsafat
dan melaksanakan kebijaksanaan dengan nilai – nilaib demokratis. Nilai – nilai
itu diimplementasikan dalam budaya organisasi berupa cara berpikir, bersikap
dan berprilaku tanpa diskriminasi atau dengan memberikan kesempatan yang sama
pada semua SDM untuk berkompetisi berdasarkan prestasi dalam melaksanakan
pekerjaan/jabatan yang dipercayakan organisasi/perusahaan.
2. Manajemen puncak dan para manajer unit kerja/departemen
menyadari dan menerima konsep bahwa organisasi/perusahaan membutuhkan SDM yang
potensial untuk mengantisipasi perubahan dan perkembangan lingkungan bisnis
dimasa depan dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan eksistensi
organisasi/perusahaan.
3. Manajer puncak menyediakan pembiayaan (cost) SDM yang
cukup khususnya untuk kegiatan perencanaan SDM, dan tindak lanjutnya dalam kegiatan
Rekrutmen dan Seleksi. Anggaran atau pembiayaan (cost) yang disediakan untuk
perencanaan kegiatan perencanaan SDM dan kegiatan tindak lanjutnya harus mampu
menghindari pengurangan prediksi jumlah dan kualifikasi SDM, yang berdampak
perencanaan bisnis tidak dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
4. Manajer puncak dan para manajer unit kerja/departemen
menerima konsep mengutamakan prinsip mendayagunakan lebih dahulu secara
maksimal SDM dari sumber internal yang memenuhi persyaratan kualifikasi dalam
mengisi jabatan/posisi kosong, baik melalui promosi jabatan (vertikal) maupun
pindah (horizontal).
Bertolak dari keempat komitmen tersebut
diatas dapat dilakukan pengembangan perencanaan SDM terpadu sebagai suatu
sistem dengan penanggung jawab sebagai berikut:
a. Untuk perusahaan berskala besar yang memiliki puluhan
atau ratusan ribu pekerja yang tersebar diperusahaan pusat dan cabang –
cabangnya, Manajemen SDM berada dalam pengelolaan wakil presiden perusahaan
bidang SDM. Departemen rekrutmen dan seleksi SDM serta departemen penempatan
SDM yang dipimpin oleh tiga tenaga spesialis dalam bidangnya masing – masing
sebagai manajer. Disamping itu dapat dibentuk direktur lainnya seperti Direktur
pengembangan SDM yang membawahi Departemen pelatihan dan pengembangan,
Departemen Supervisi dan penilaian kinerja yang dipimpin masing – masing oleh
seorang manajer.
b. Untuk organisasi/perusahaan berskala cukup besar atau
berskala menengah dengan ribuan atau puluhan ribu SDM, yang tersebar dibanyak
perusahaan cabangnya, manajemen SDM berada dalam pengelolaan seorang direktur
SDM.dan terdapat tiga departemen yang menjadi bawahannya terdiri dari
Departemen perencanaan SDM, Rekrutmen dan seleksi serta Departemen penempatan
yang dipimpin seorang manajer.
c. Untuk organisasi perusahaan berskala kecil dengan ratusan
atau lebih sedikit jumlah SDM dapat dibentuk satu Departemen SDM untuk
mengelola seluruh kegiatannya dengan dipimpin seorang Manajer SDM.
Sistem perencanaan SDM terpadu pada dasarnya
cenderung bersifat sentralistik, karena
kegiatannya seolah – olah dipusatkan pada perusahaan pusat. Kondisi itu
berdampak pada birokrasi yang tinggi, dan dapat menimbulkan kelambanan dalam
pengambilan keputusan tentang SDM. Untuk itu organisasi/perusahaan cabang perlu
menyediakan informasi SDM secara lengkap dan cepat menyampaikan setiap kali
terjadi perubahan atau perkembangan data SDM dilingkungannya masing – masing.
Disamping itu bahkan secara lebih khusus
dapat diprediksi perkembangan bisnis pilihan masing – masing organisasi/perusahaan
dimasa depan prediksi yang menunjukkan masa depan bisnis yang cerah karena
pertumbuhan ekonomi dan moneter nasional dan internasional cenderung positif,
bagi sebuah organisasi/perusahaan akan membawa dampak pada peluang melaksanakan
bisnisnya secara efektif dan efesien.
Hasil predeksi tersebut diatas yang mengarah
pada meningkatkan permintaan (demand) SDM, harus diiringi dengan predeksi
sumber – sumber SDM dari pasar tenaga kerja internal dan eksternal perusahaan
yang dapat digunakan untuk pengadaan SDM di masa depan.predeksi itu memerlukan
berbagai kegiatan sebagai penunjang perencanaan SDM agar dapat dilakukan secara
akurat. Predikdi itu penting dilakukan karena besar pengaruhnya dalam
menetapkan sumber SDM eksternal yang dibutuhkan untuk mengisi kekosongan, dari
semua predeksi tersebut dapat dirumuskan perencanaan SDM, baik dari segi jumlah
(kuantitarif) dan kualifikasi kemampuan (kualitatif) maupun penentuan waktu
rekrutmen dan seleksi.
Oleh karena itu terlepas dari besar kecilnya
skala sebuah organisasi/perusahaan, berarti perencanaan terpadu harus
dikembangkan sebagai satu sistem, yang didalamnya terdapat beberapa sub sistem
atau komponen yang saling berhubungan dan saling memperngaruhi dan berfungsi
sebagai satu kesatuan. Komponen utama yang saling berkaitan terdiri dari:
1. RENSTRA dan RENOP yang terurai secara jelas didalam
Analisis pekerjaan, diikuti dengan pembagian, pembidangan dan pengelompokan
pekerjaan sejenis menjadi unit kerja yang terstruktur secara vertikal dan
horizontal dalm bentuk struktur organisasi
2. Tujuan perencanaan SDM dihunungkan dengan program dan
kegiatan bisnis yang diemban oleh setiap unit kerja
3. Kegiatan perencanaan untuk memprediksi jumlah dan
kualitas SDM dengan memanfaatkan hasil Audit SDM dan hasil evaluasi pekerjaan
khususnya untuk menetapkan kualifikasi SDM yang dibutuhka, baik dari sumber
internal maupun eksternal
4. Penetapan persyaratan atau kualifikasi SDM yang akan
dipergunakan dalam rekrutmen dan seleksi
5. Prediksi permintaan (demand) dan persediaan (supply)
pasar tenaga kerja (internal dan eksternal)
6. Sistem komtrol dan evaluasi, sekaligus sebgai umpan balik
(feed back) untuk memperbaiki perencanaan SDM berikutnya.
By MM I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
'' TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR ANDA''
''Tassilalo Ta'rapiki T'awwa, Sipakainga Lino Lattu Akhira''