Minggu, 13 Oktober 2013

SKRIPSI


BAB I

PENDAHULUAN

Skripsi adalah merupakan karya ilmiah yang disusun dengan tujuan untuk menunjukkan kemampuan dan sikap berpikir ilmiah.  Karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya.
Karya ilmiah tersebut dilaksanakan oleh mahasiswa dengan melakukan penelitian untuk memperoleh jawaban atas suatu pokok permasalahan yang ditemukan dalam bidang yang menjadi kajian dalam program pendidikannya.
Penulisan karya ilmiah harus memperhatikan seperangkat norma yang disebut kode etik. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perijinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat.    

A.   Pengertian

Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan, kajian pustaka, atau penelitin laboratorium dan di­pertahankan di depan sidang ujian/ munaqasyah  dalam rangka penyelesaian studi tingkat Strata Satu (S1) untuk mem­peroleh gelar sarjana. Tebal skripsi minimal 50 halaman (isi), jika ditulis dalam bahasa Indonesia, dan 40 halaman (isi) jika ditulis dalam bahasa asing.

B. Tujuan

Penulisan karya ilmiah (skripsi)  bertujuan:
1.    Melatih mahasiswa mengungkapkan pemikiran atau ha­sil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang siste­matis dan metodologis.
2.    Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, se­hingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi produsen (penghasil) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu terutama setelah penye­lesaian studinya.
3.    Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan men­jadi wahana transformasi pengetahuan antara lembaga Perguruan Tinggi (Unismuh Makassar) dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
4.    Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimili­ki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari fakultasnya.

 C. Pokok Skripsi
           
                  Pokok skripsi adalah persoalan atau masalah dalam bidang ilmu yang menjadi program studi atau yang ada kaitannya dengan kekhususan/ jurusan mahasiswa penyusun skripsi.

D. Prosedur dan Syarat Pengajuan Judul Skripsi

1.      Mahasiswa mengajukan minimal dua judul rencana penelitian yang ditujukan kepada Dekan Fakultas melalui Ketua jurusan, setelah mahasiswa yang bersangkutan telah memperoleh nilai mata kuliah Metodologi Penelitian dan menyelesaikan sejumlah SKS yang dipersyaratkan.
2.      Ketua jurusan/ Sekretaris jurusan memeriksa atau meneliti apakah judul yang diajukan memungkinkan dan layak serta bukan duplikasi dari pembahasan yang telah dilakukan orang lain.  Jika dipandang perlu, ia dapat berkonsultasi dengan dosen ahli untuk menilai sebuah judul.
3.      Setelah dianggap bahwa judul tersebut layak, selanjutnya Ketua  jurusan mengajukan kepada Dekan (c.q. PD. I) untuk memperoleh disposisi.
4.      Selanjutnya Ketua jurusan mengajukan calon pembimbing bagi mahasiswa yang bersangkutan (termasuk mempertimbangkan usulan mahasiswa itu sendiri tentang calon pembimbingnya jika ada), untuk kemudian dipertimbangkan dan ditetapkan oleh Dekan.
5.      Dekan mengirim surat tugas membimbing kepada dosen yang telah ditetapkannya dengan melampirkan judul penelitian yang telah didisposisi sebelumnya.
6.      Setelah proposal penelitian selesai dan telah mendapat persetujuan dari masing-masing dosen pembimbing (dengan membubuhkan tanda tangan), selanjutnya diajukan kepada Dekan melalui Ketua jurusan untuk disahkan. Dengan pengesahan ini, berarti seminar proposal sudah dapat dilaksanakan.   
     
                 

 BAB II

KOMPOSISI SKRIPSI

A.   Pengertian Komposisi Skripsi
             
Komposisi skripsi yang dimaksud di sini ialah struktur penempatan uraian dan pembahasan yang sistematis dan logis. Ini berarti perlunya keterkaitan antara satu bagian dengan bagian yang lain, se­hingga karangan itu menjadi karya ilmiah yang utuh.

B.   Sistematika

Secara umum, komposisi penulisan skripsi terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: bagian awal, bagian pokok atau isi, dan bagian akhir. Komposisi penulisan skripsi disusun secara sistematis sebagai berikut:

1.    Bagian Awal

a.    Halaman sampul
                  Sampul skripsi berwarna hijau tua, berisikan tulisan tentang:
1)    Judul skripsi, hendaknya singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas untuk menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti, tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam.
2)    Logo Unismuh  Makassar (ukuran 4,5 x 4,5 cm).
3)    Tulisan SKRIPSI
4)    Kalimat peruntukan skripsi  ialah untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana S1 program studi tertentu.
5)    Nama lengkap penulis tanpa gelar kesarjanaan, ditulis dengan huruf kapital tanpa garis bawah dan mencantumkan nomor stambuk di bawah nama.
6)    Tulisan FAKULTAS AGAMA ISLAM
7)    Tulisan UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
8)    Tahun penyelesaian skripsi, yakni tahun lulus ujian terakhir.
            Kalimat atau kata dicetak dengan huruf kapital (selain kalimat peruntukan), warna hitam atau warna emas dan ditempatkan di tengah-tengah ruang tulis (simetris kiri-kanan). Contoh halaman sampul pada lampiran I.
b.    Halaman judul
            Halaman ini memuat tulisan yang sama dengan sampul depan akan tetapi dicetak di atas kertas putih yang sama dengan naskah. Halaman ini bernomor angka bernomor romawi (i), tanpa dicantumkan nomor halaman tetapi diperhitungkan. 
c.    Halaman persetujuan pembimbing
1)    Judul halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING ditempatkan secara simetris di bagian atas.
2)    Judul skripsi
3)    Nama penulis
4)    NIM/ stambuk
5)    Jurusan dan fakultas
6)    Teks persetujuan.
7)    Tanggal persetujuan.
8)    Tanda tangan, nama, dan NIP/ NBM pembimbing. (Lihat lampiran II)
d.    Halaman pernyataan keaslian skripsi
            Unsur-unsur halaman ini adalah:
1)    Judul halaman: PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.
2)    Teks pernyataan
3)    Tanggal pernyataan.
4)    Tanda tangan penyusun.
5)    Nama/NIM penyusun. (Lihat lampiran III)
e.    Halaman pengesahan
            Halaman ini berisi hal-hal berikuti:
1)    Kalimat: PENGESAHAN SKRIPSI, sebagai judul.
2)    Teks pengesahan.
3)    Tanggal pengesahan (sesuai tanggal lulus).
4)    Nama anggota Tim Penguji disertai jabatannya, dan tan­da tangan asli.
5)    Disahkan oleh Dekan Fakultas. (Lihat lampiran IV)
f.     Prakata
            Prakata yang berisi ungkapan rasa syukur ke­pada Allah swt. dan pernyataan terima kasih kepada semua pihak yang turut memberi dukungan moril dan materil atas selesainya skripsi, dan yang dinilai lebih berjasah  besar kepada penulis selama menempuh pendidikan di Unismuh Makassar. Sebaiknya prakata ditulis dalam satu halaman, dan tidak lebih dari dua halaman.
                  Ucapan terima kasih hendaknya memakai kalimat yang wajar, tidak berlebihan dalam menghargai pihak lain dan tidak terlalu merendahkan diri. Sebaiknya dihindari pernyataan yang mengungkapkan kekurangan-kekurangan dalam skripsi, sehingga karya ilmiah tersebut tetap memiliki wibawa ilmiah yang objektif  (Lihat lampiran V) .
g.    Abstrak
            Abstrak adalah intisari kandungan skripsi yang di­tulis secara essay, tanpa subjudul. Abstrak sebaiknya di­tulis dalam satu halaman, maksimal dua halaman dengan ja­rak satu spasi. Alinea pertama memuat nama penulis tanpa gelar (ditulis dengan huiruf kapital), judul skripsi ditulis dengan huruf miring, dan dalam tanda kurung ditulis dibimbing oleh  yang diikuti nama pembimbing tanpa gelar. Alinea kedua dan seterusnya memuat bagian-bagian yang penting, berisi ikhtisar dari latar belakang, tujuan dan kegunaan, metode penelitian, hasil dan kesimpulan penelitian. (Lihat lampiran VI).
h.    Daftar isi
            Daftar isi memuat keterangan secara rinci dan sistematis tentang keseluruhan kandungan skripsi me­liputi bagian awal, tengah, akhir. Di dalamnya dicantumkan judul bab dan sub babnya, yang masing-masing diberi nomor urut dan nomor halaman awal pemuatannya. Judul- judul dihubungkan oleh titik-titik ke nomor halaman. (Lihat lampiran VII).
i.      Daftar tabel (kalau ada)
            Kalau dalam skripsi terdapat tiga buah table atau lebih, maka perlu dibuat­kan daftar tersendiri dengan teknik seperti pembuatan daftar isi  dengan judul DAFTAR TABEL. Demikian pula peta, diagram, grafik, dan sebagainya, jika ada dibuat seperti teknik pembuatan daftar tabel.
j.      Daftar gambar (jika ada)
            Daftar gambar berisi urutan judul gambar dan nomor halamannya. Ditulis dengan format yang sama dengan daftar tabel.
k.    Daftar lampiran
            Daftar lampiran ditulis dengan format yang sama dengan daftar table dan daftar gambar, memuat urutan judul lampiran dan nomor halamannya.
l.      Daftar arti lambang dan singkatan
            Memuat lambang dan singkatan yang dipergunakan dalam skripsi disertai arti dan satuannya. (Lihat lampiran VIII) 








2.     Bagian Pokok atau Isi

                  Bagian utama skripsi mengandung bab-bab pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran-saran atau implikasi penelitian.

a.    Bab pendahuluan
            Bab pendahuluan memuat tentang: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
1)    Latar belakang; mengandung uraian tentang hal-hal yang melatar belakangi munculnya masalah pokok yang akan dikaji dalam skripsi. Jadi mengungkapkan mengapa penelitian ini perlu dilaksanakan. Uraian tersebut berisikan tinjauan teoritis dan faktual mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah pokok, baik berdasarkan hasil telaah atau pengamatan sendiri.  Oleh karena itu uraian perlu diawali dengan  identifikasi tentang kesenjangan yang terjadi antara kondisi nyata dengan  kondisi ideal.
2)    Rumusan masalah;  dimaksudkan sebagai pe­negasan atas masalah pokok yang akan dikaji, yang diformulasikan dalam wujud pertanyaan yang memerlukan jawaban. Untuk kedalaman pembahasan, maka permasalahan yang akan dikaji tidak lebih dari satu masalah pokok, tetapi harus dianalisis secara logis ke dalam beberapa sub masalah. Ji­ka ternyata masalah pokok itu mempunyai ruang lingkup yang luas, maka masalah yang akan diteliti harus dibatasi dengan mengidentifikasi dan menjelaskan aspek-aspek apa saja dari sekian masalah itu yang akan diteliti/dibahas.
3)    Tujuan penelitian; Tujuan dirumuskan berdasarkan masalah yang ingin dipecahkan dan sesuai dengan arah alternatif pemecahan yang dipilih. Jadi tujuan berisi uraian singkat dan padat tentang jawaban “apa yang ingin diketahui / dicari oleh peneliti atau penulis”.
4)    Manfaat / kegunaan penelitian; Manfaat dan kegunaan penelitian menggambarkan kaitan dan sumbangan hasil penelitian bagi pemecahan masalah dalam konteks yang lebih luas dan manfaatnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kehidupan masyarakat. Jadi manfaat berisi uraian singkat tentang kegunaan/manfaat apa saja setelah tujuan pada butir (3) dicapai.
Kegunaan penelitian dapat dibuat dalam dua hal, yakni: Kegunaan ilmiah (manfaat teoritis), yang berkaitan dengan perkembangan il­mu pengetahuan pada umumnya dan ilmu keislaman pada khu­susnya. Kegunaan praktis yaitu bagi profesi, lembaga, pembangunan masyarakat, bangsa, negara, dam agama. Kegunaan penulisan yang bersifat formal, yakni se­bagai kelengkapan syarat guna memperoleh gelar akademik, tidak perlu lagi diungkapkan karena telah tercantum dalam ha­laman sampul.

b.   Tinjauan pustaka
            Memuat uraian sistematis tentang teori, pemikiran dan hasil penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Bagian ini dimaksudkan memberikan kerangka acuan komprehensif  konsep, prinsip atau teori yang digunakan dalam pemecahan masalah. Fakta-fakta yang dikemukakan sedapat mungkin diambil dari sumber aslinya. Semua sumber yang digunakan harus disebutkan dengan mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan.
            Dalam bab tinjauan pustaka dapat pula dicantumkan hipotesis yang merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis penelitian mencakup :
1)    Bentuk kalimatnya adalah pernyataan menurut ketentuan proporsional (jika x maka y).
2)    Diurut sesuai dengan urutan rumusan masalah.
3)    Hipotesis dapat berupa (hipotesis deskriptif, hipotesis kerja dan hipotesis nol/ statistik)
c.    Metode penelitian
            Metode penelitian merupakan teknik atau langkah-langkah atau penjelasan secara rinci mengenai objek penelitian beserta cara memahami objek tersebut. Metode penelitian mencakup :
1)    Jenis dan desain penelitian (untuk penelitian lapang). Menjelaskan tentang sifat penelitian dan pendekatan yang akan dilakukan. Untuk penelitian non-eksperimental misalnya dalam bidang sosial  perlu dijelaskan apakah sifatnya penjajakan/eksploratorif, penggambaran/ deskriptif, histories, korelasional, komparasi kausal, dan lain-lain. Untuk penelitian eksperimental perlu dijelaskan mengenai desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian diartikan sebagai strategi untuk mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian.
2)    Waktu dan lokasi penelitian (untuk penelitian lapang) harus disebutkan waktu pelaksanaan penelitian, tempat dan kondisi wilayah,  serta alasan memilih lokasi tersebut.
3)    Variabel penelitian.  Variabel penelitian perlu diuraikan dengan jelas, yang mana sebagai variabel bebas (independent variable), dan yang mana sebagai variabel terikat (dependent variable). Atau jelas antara variable sebab dengan variable akibatnya.
4)    Definisi opersional variabel.  Setiap variabel didefinisikan secara operasional yakni dengan mengemukakan pengertian pokok, dan kalau perlu dijelaskan pula indikator setiap variabel tersebut.
5)    Populasi dan sampel penelitian (untuk penelitian lapang). Berisi uraian tentang :
a).      Siapa/ apa populasi penelitian dan berapa jumlahnya.
b).      Teknik penarikan sampel dan alasan menggunakan teknik sample tersebut, apakah random sampling, stratified random sampling, ataukah purposive sampling dan sebagainya.
c).      Berapa besarnya sampel dan alasan penentuan besarnya sampel tersebut. 
6)    Teknik pengumpulan data. Memuat uraian tentang langkah-langkah dan prosedur pengambilan dan pengumpulan data, serta dengan alat/instrumen apa yang akan digunakan apakah angket, wawancara, observasi, dan atau dokumentasi. Serta dijelaskan pula alasan menggunakan teknik tersebut.
7)    Teknik analisis data.  Memuat uraian tentang penentuan teknik yang akan digunakan dalam analisis data, apakah analisis kualitatif atau kuantitatif. Jika analisis kuantitatif, maka perlu dijelaskan teknik analisis statistik yang digunakan, seperti chi square, korelasi, regresi sederhana, uji T dan sebagainya, disertai alasan penggunaannya. Jika yang digunakan analisis kualitatif, harus dijelaskan pula alasannya.
d.   Hasil penelitian dan pembahasan
            Bagian ini memuat hasil penelitian dan pembahasan yang dapat dipisahkan atau dipadukan. Penyajian hasil penelitian memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh. Paparan dapat disertai tabel, grafik, foto atau bentuk lain. Jadi hasil penelitian memuat deskripsi data, yaitu pemaparan data apa adanya yang diperoleh dari objek penelitian. sedangkan pembahasan memuat pengujian hipotesis yaitu pengujian lanjutan deskripsi data dengan analisis statistiknya (jika analisis kuantitatif) serta uraian pembuktian hipotesis berdasarkan hasil dari analisis statistik yang selanjutnya dikaitkan dengan teori-teori atau hasil penelitian sebelumnya.  
e.    Kesimpulan dan saran
            Kesimpulan dan saran dinyatakan secara terpisah. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis atau sebagai jawaban bagi rumusan masalah . Saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman serta pertimbangan peneliti atau penulis yang ditujukan kepada para peneliti dalam bidang sejenis, yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah diselesaikan.
                                                                                                                                   
3.     Bagian akhir

        Bagian akhir memuat daftar pustaka dan lampiran.

a.    Daftar pustaka; memuat pustaka yang diacu dalam penelitian dan disusun ke bawah menurut abjad nama akhir penulis pertama. Daftar pustaka merupakan salah satu persyaratan bagi setiap karya ilmiah. Dengan daftar pustaka, pembaca akan dapat dengan mudah mengetahui keseluruhan sumber rujukan yang digunakan, sehingga ia dapat pula memperkirakan kualitas atau bobot ilmiah skripsi. Lebih dari itu pembaca juga dapat menelusuri lebih jauh validitas uraian lewat daftar pustaka yang isinya telah dikutip. 
1)    Rujukan dari buku. Ditulis berturut-turut nama penulis, tahun terbit, judul buku (dengan huruf miring), jilid (bila ada), cetakan ke, nama penerbit, dan kota tempat penerbitan. Contoh :
Nata, Abuddin. 2003. Managemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan pendidikakan Islam di Indonesia. Cet. I. Kencana: Bogor.   

2)    Rujukan dari jurnal dan majalah. Ditulis nama penulis, tahun terbit, judul tulisan, nama majalah (dengan huruf miring) nomor terbit, dan nomor halaman yang diacu. Contoh:
Masang, Abd. Azis. 2004. Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui Pendekatan Bervariasi di MTs. Aisyiyah Sungguminasa. Al Marhamah. 110: 15 – 17.

3)    Rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa penulis dan tanpa lembaga. Ditulis judul atau nama dokumen dengan cetak miring, diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit, dan nama penerbit. Contoh:
Undang undang Republik Indonesia No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.

4)    Rujukan dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga tersebut. Ditulis nama lembaga penanggungjawab langsung, diikuti dengan tahun, judul karangan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga yang bertanggungjawab atas penerbitan karangan tersebut. Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

5)    Rujukan berupa karya terjemahan. Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli,  judul terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan, nama penerbit terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis dengan kata tanpa tahun atau cukup t. th. Contoh:
Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. tanpa tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional. Atau

Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. t. th. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.

6)    Rujukan berupa Skripsi, tesis atau disertasi. Nama penulis ditulis paling depan, tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi atau tesis ditulis dengan cetak miring, diikuti dengan pernyataan skripsi atau tesis tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, nama fakultas serta nama perguruan tinggi. Contoh:
Kadir, Burhanuddi. 2003. Efektivitas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui Penggunaan Media Visual pada Siswa SMP Negeri se Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa. Tesis tidak diterbitkan. Makassar: Program Pascasarjana. Komunikasi Pendidikan. UNHAS.

b.   Lampiran; berisi hal-hal yang merupakan kelengkapan yang mendukung validitas dan kesahihan suatu uraian, yang telah disajikan pada bagian utama skripsi. Penempatan lampiran ini harus diurut sesuai dengan urut-urutan uraian dalam skripsi.
c.    Daftar riwayat hidup peneliti; berisi judul halaman DAFTAR RIWAYAT HIDUP diketik simetris di tepi margin atas. Data riwayat hidup meliputi: nama peneliti, tempat dan tanggal lahir, jabatan/pangkat (kalau ada), orang tua, istri/suami dan anak (kalau ada), riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan (kalau ada), dan lain-lain yabng dianggap penting.


 BAB III

TATA CARA PENULISAN

                  Tata cara penulisan meliputi bahan dan ukuran,  pengetikan, sistem penomoran, bahasa dan istilah, penulisan nama, kutipan dan catatan kaki, dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan. 

A.   Bahan dan Ukuran

1.     Naskah

                  Naskah skripsi dibuat di atas kertas HVS ukuran kuarto dengan berat 70 gram perlembar, berwarna putih, ditulis tidak timbal balik dengan menggunakan tinta berwarna hitam.

2.     Sampul

                  Sampul dibuat dari kertas berfolio atau yang sejenis, sedapat mungkin diperkuat dengan karton dan dilapisi dengan plastik. Warna sampul berwarna hijau. Tulisan yang tercetak pada sampul sama dengan yang terdapat pada halaman judul. Tulisan judul skripsi diketik dengan huruf besar (kapital) secara utuh dan tidak memakai singkatan. Jika judul lebih dari satu baris, maka diketik dengan bentuk piramida terbalik, juga susunan kalimat lainnya.    

3.     Ukuran

      Ukuran naskah ialah kuarto atau letter (21,5 x 28 cm).

B.   Pengetikan

1.     Mesin tulis
         
                  Naskah ditulis dengan menggunakan computer.

2.     Jenis huruf

a.    Naskah ditulis dengan font Arial berukuran 12 pt.
b.    Huruf miring (italic character) dipergunakan  untuk pengetikan judul buku dalam teks, dalam daftar pustaka, nama sumber lain, kata asing atau pun daerah.
c.    Huruf yang digunakan harus konsisten, yakni hanya satu tipe dan besaran
                 
3.     Pengaturan margin dan permulaan kalimat

Batas pengetikan ditinjau dari tepi kertas diatur dengan jarak sebagai berikut:
a.    Margin kiri dan atas untuk penulisan huruf Latin, serta margin kanan dan atas untuk penulisan huruf Arab, masing-masing 4 cm dari pinggir kertas.
b.    Margin kanan dan bawah untuk penulisan huruf Latin serta margin kiri dan bawah untuk penulisan huruf Arab, masing-masing 3 cm dari pinggir kertas.
c.    Baris pertama setiap alinea dimulai setelah 7 ketukan dari margin kiri untuk penulisan huruf Latin dan margin kana untuk huruf Arab.
d.    Setiap ketikan kembali ke margin , kecuali enumerasi (penomoran) dan baris baru (prinsip margin tunggal).
e.    Bilangan, lambang atau rumus matematika yang memulai suatu kalimat harus dieja. Misalnya: Lima puluh orang yang lulus dalam ujian itu. 
f.     Setiap lembar kertas hanya digunakan untuk satu halaman.

4.     Pengaturan spasi

    Jarak antar  baris dibuat 2 spasi kecuali  dalam beberapa hal yang ditulis dengan jarak 1 dan 3 spasi.

a.    Yang diketik dengan jarak 1 spasi :
1)    Kalimat peruntukan skripsi pada halaman judul
2)    Judul bab dalam daftar isi bila lebih dari 1 baris
3)    Judul sub bab dalam daftar isi bila lebih dari 1 baris
4)    Judul tabel dalam daftar tabel bila lebih dari 1 baris
5)    Judul grafik dan gambar dalam daftar bila lebih dari 1 baris
6)    Judul tabel,  grafik, dan gambar dalam teks bila lebih dari 1 baris
7)    Kutipan langsung yang mencapai 3 baris atau lebih
8)    Tiap sumber pada daftar pustaka jika lebih dari 1 baris
9)    Judul lampiran pada dafar lampiran bila lebih dari 1 baris
10) Abstrak, riwayat hidup dan keterangan lain yang dilampirkan
11) Terjemahan ayat Alquran , hadits atau terjemahan dari sumber bahasa asing jika mencapai 3 baris atau lebih.     
b.   Yang diketik dengan jarak 3 spasi
1)    Jarak antara tulisan BAB dengan judul bab
2)    Jarak antara kalimat terakhir judul bab dengan sub bab
3)    Jarak antara kalimat terakhir dari sub bab dengan kalimat pertama berikutnya dan atau judul pasal
4)    Jarak antara setiap judul (daftar isi, kata pengantar, abstrak,  dan lain-lain) dengan kalimat pertama berikutnya
5)    Jarak antara judul tabel, judul grafik atau judul gambar dengan tabel, grafik atau gambar yang bersangkuta

5.     Letak Simetris

                  Tabel, daftar, judul, ditulis simetris terhadap sembir kiri dan kanan ruang tulis.

6.     Judul bab, subbab, pasal

                  Judul digunakan untuk kepala bab yang ditulis pada halaman baru. Tulisan BAB dan nomornya ditulis dengan huruf kapital dan angka romawi yang ditebalkan dan diletakkan di tengah halaman (simetris) tepat pada sembir atas. Judul juga selengkapnya ditulis dengan huruf kapital yang ditebalkan dan diletakkan di tengah halaman 3 spasi di bawah tulisan BAB.
              Subbab ditulis mulai dari sembir kiri 3 spasi di bawah baris sebelumnya, semua kata dimulai dengan huruf kapital kecuali kata hubung dan kata depan, kata demi kata ditebalkan dan tanpa diakhiri tanda titik. Kalimat pertama sesudah subbab dimulai dengan alinea baru, 3 spasi dibawah subbab.
              Judul pasal ditulis sejajar dengan huruf pertama judul subbab, 3 spasi di bawak baris sebelumnya dengan huruf kapital hanya pada huruf pertama kata pertama, setiap kata ditebalkan tanpa diakhiri tanda titik. Kalimat selanjutnya dimulai dengan alinea baru, 7 ketukan dari sembir kiri  2 spasi di bawah judul pasal. Baris ke-2 dan seterusnya kembali kebatas sembir kiri.
              Judul subpasal mulai dari sembir kiri 3 spasi di bawah baris sebelumnya, (dalam hal-hal tertentu kata dapat ditebalkan) dan diakhiri dengan tanda titik. Kalimat pertama yang menyusul kemudian diketik terus kebelakang pada baris yang sama dengan subpasal. Baris kedua seterusnya ditulis sejajar dengan huruf pertama judul subpasal.
              Judul ayat ditulis sejajar dengan judul pasal, 2 spasi di bawah baris sebelumnya. Kalimat selanjutnya menjusul kebelakang pada baris yang sama dengan judul ayat. Baris kedua seterusnya sejajar dengan huruf pertama judul ayat. Contoh penulisan judul, subbab, pasal, subpasal dan seterusnya tertera pada lampiran VIII.
7.     Tabel

                  Judul tabel ditulis dengan diawali tulisan Tabel beserta nomor urutnya, dengan angka Arab kemudian titik, 3 spasi dari kalimat terakhir sebelumnya. Selanjutnya judul tabel pada baris yang sama, hanya huruf pertama dari kata pertama yang dituli kapital, dan tidak diakhiri tanda titik. Jika judul lebih dari 1 baris maka baris ke-2 dan seterunya ditulis tepat dibawah huruf pertama kalimat judul dengan jarak 1 spasi. Tabel tidak boleh dipenggal, jika terpaksa karena memang panjang sehingga tidak mungkin ditulis dalam dalam satu halaman, maka pada halaman lanjutan dicantumkan kata Lanjutan Tabel diikuti nomor tabel tanpa disertai judulnya lagi. Nama-nama kolom tabel ditulis kembali. Bagian skripsi yang diatur sama dengan tabel adalah bagan, grafik, peta, gambar, foto dan semacamnya.
                                                          
C.   Sistem Penomoran

1.     Halaman

a.    Bagian awal karangan (seperti judul, abstrak, pengesa­han, kata pengantar, daftar isi dan lain-lain) diberi ha­laman dengan angka Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterus­nya) yang ditempatkan simetris di sebelah bawah margin.
b.    Bagian tubuh dan akhir karangan diberi halaman dengan angka arab. Angka ditempatkan di sebelah kanan dengan jarak 2 spasi di atas teks untuk penulisan huruf latin, kecuali halaman yang ditempati judul bab diberi nomor secara simetris di bagian bawah halaman.

2.     Bab dan Bagian-bagiannya

a.    Bab ditulis dengan huruf kapital, rapat , diberi nomor dengan angka Romawi besar (BAB I, BAB II, dan seterusnya) BAB ditempatkan di tengah-tengah bagian sembir atas.
b.    Untuk struktur penomoran bab, subbab, pasal, sub pa­sal, dan seterusnya, diatur dan di tulis sebagai berikut:
1)    Nomor bab ditulis dengan angka Romawi: I, II, III.
2)    Nomor subbab ditulis dengan huruf A, B, C.
3)    Nomor pasal ditulis dengan angka: 1, 2, 3.
4)    Nomor subpasal ditulis dengan huruf kecil: a, b, c.
5)    Enumerasi ayat dengan 1), 2), 3) dan seterusnya.
6)    Enumerasi sub ayat dengan huruf kecil: a), b), c).
7)    Pecahan selanjutnya jika masih diperlukan: (1), (2) (3), dan selanjutnya jika masih ada: (a), (b), (c).
8)    Kurung tutup setelah angka dan huruf berfungsi sebagai titik. Karena itu titik tidak diperlukan lagi. Contoh struktur dan penomoran bab dan bagiannya pada lampiran IX.




D.   Bahasa dan Istilah

1.     Bahasa yang dipakai

                  Bahasa yang dipakai untuk skripsi adalah bahasa Indonesia ragam baku dengan gaya bahasa keilmuan yang berciri antara lain sebagai berikut:
a.    Bernada formal, nalar dan objektif
b.    Gagasan atau paham dikomunikasikan secara lugas, jelas, ringkas dan tepat. Istilah atau ungkapan yang digunakan tidak bermakna ganda.
c.    Lazim dipakai, dengan kalimat berbentuk pasif. Oleh karena itu tidak digunakan kata ganti orang pertama atau kedua seperti saya, aku, kami, kita, engkau dan lain-lainnya. Pada penyajian ucapan terima kasih pada prakata, saya diganti dengan penulis.
d.    Dihindari ungkapan-ungkapan yang berlebihan, mubazir, dan emosional.
e.    Berbentuk prosa dengan corak pemaparan (eksposisi)
f.     Kalimat dan paragraf tidak terlalu panjang.
g.    Format dan tata cara penulisan konsisten.  


2.     Istilah

Istilah yang dipakai  ialah istilah Indonesia atau yang telah diindonesiakan. Pengindonesiaan istilah asing berpedoman kepada Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Lampiran II Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27 Agustus 1975, No. 0196/U/1975).
                  Jika terpaksa memakai istilah asing, maka istilah ini ditulis dengan huruf miring. Istilah-istilah baru yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia dapat digunakan, asal konsisten. Pada penggunaannya yang pertama kali perlu diberikan padanannya dalam bahasa asing diapit tanda kurung dengan huruf miring. Jika istilah baru ini cukup banyak jumlahnya, maka sebaiknya dibuatkan daftar istilah pada lampiran.
   
E.   Penulisan Nama

                  Bagian ini memberikan pedoman tentang pengutipan nama penulis yang diacuh dalam uraian dan daftar pustaka.

1.     Nama Penulis yang diacuh dalam uraian

                  Penulis yang tulisannya diacu dalam uraian hanya disebutkan nama akhirnya saja. Jika terdapat 2 penulis yang mempunyai nama akhir yang sama dan menulis pada tahun yang sama maka untuk membedakannya di belakang tahun di beri huruf a, b, dan seterusnya.
                  Jika penulisnya dua orang maka kedua nama akhir dituliskan dengan menyelipkan kata dan atau and di antara kedua nama tersebut. Jika penulisnya lebih dari dua orang maka hanya nama akhir penulis pertama yang dicantumkan diikuti dengan dkk atau et al.
                  Jika penulisnya tidak jelas maka digunakan tulisan Anonim sebagai pengganti nama penulis.
                  Jika rujukan bersumber dari buku suntingan atau risalah (proceeding) maka yang ditulis adalah nama penulis asli bukan nama penyuntingnya. Jika rujukan diambil dari dokumen-dokumen resmi seperti undang-undang, peraturan pemerintah, garis-garis besar haluan Negara, peraturan daerah, surat keputusan dan Koran maka nama sumber ditulis sebagai pengganti nama penulis.

2.     Nama penulis dalam daftar pustaka

Dalam daftar pustaka semua penulis harus dicantumkan namanya.

a.    Nama penulis lebih dari 1 kata.  Cara penulisannya ialah nama akhir diikuti dengan tanda koma, singkatan nama depan, nama tengah dan seterusnya yang semuanya diberi tanda titik. Contoh:
1)    Adam C. Smith, John Kelvin and  Bernard Klauss ditulis Smith, A.C., Kelvin, J. and Klauss, B.
2)    Sutan Takdir Alisyahbana ditulis Alisyahbana, S.T.
b.    Nama penulis dengan singkatan. Nama yang diikuti atau diawali dengan singkatan, maka singkatan-singkatan itu dianggap sebagai nama tengah. Contoh:
1)    Willian D. Ross Jr. ditulis Ross, W.D.Jr.
2)    Abd. Rahman H.B. ditulis Rahman A.H.B. 
c.    Nama penulis dari sumber tidak jelas. Nama penulis diganti dengan kata Anonim. Contoh:
Anonim. 2006. Kiamat Sudah Dekat. Balai Pustaka, Jakarta.
d.    Sumber pustaka dari dokumen resmi yang diterbitkan instansi. Nama instansi tersebut dipakai sebagai pengganti nama penulis. Contoh:
e.    Derajat kesarjanaan tidak boleh dicantumkan.

F.   Kutipan dan Catatan Kaki

1.     Kutipan dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
2.     Kutipan langsung ialah kutipan yang diambil dan dibuat  persis seperti sumber aslinya.
3.     Kutipan tak langsung ialah kutipan yang dibuat tidak seperti sumber aslinya, tetapi hanya mengambil isi, maksud, dan idenya saja, tanpa terikat pada bahasa atau bentuk bahan yang dikutip. 
4.     Kutipan langsung sepanjang dua  baris atau kurang dimasukkan ke dalam teks dengan menggunakan tanda kutip (“••• “).
5.     Kutipan langsung yang terdiri dari tiga baris atau lebih di tulis terpisah dari teks dengan jarak satu spasi, tanpa  tanda kutip, diketik dengan jarak empat ketukan dari mar­gin kiri. Bila dalam kutipan terdapat alinea baru maka alinea itu diketik pada ketukan ke 8 dari margin kiri.
6.     Kutipan langsung seperti tercantum dalam butir di atas sedapat mungkin tidak lebih dari separuh halaman kecuali bila skripsi adalah studi teks yang harus mengutip teks asli secara lengkap dan  membutuhkan tempat kutipan yang lebih banyak.
7.     Kutipan tak langsung dimulai dengan menyebut nama orang yang pendapatnya dikutip. Pada permulaan dan akhir kutipan tak langsung diberi tanda petik tunggal (‘……’)
8.     Untuk menunjukkan adanya teks yang dilangkahi dalam kutipan langsung (misalnya karena tidak relevan dengan uraian ma­ka digunakan tanda ellipsis, yaitu tiga titik  yang bersela satu ketukan (…)
9.     Kalau yang dilangkahi itu satu alinea atau lebih maka digunakan tanda elipsis sepanjang 6 titik atau ketukan (……) 
10.  Saduran (yang juga dikenal dengan kutipan tak langsung) sebaiknya dibuat maksimal satu alinea saja. Saduran diketik  dua spasi dan marginya sama dengan margin teks biasa. Jika saduran terdiri dari dua aline atau lebih yang berasal dari satu sumber, maka ia diketik dengan  ja­rak empat ketukan dari margin kiri dengan alinea bermula pada ketukan  kedelapan dari margin.
11.  Di akhir dari kutipan, baik kutipan langsung maupun kutipan tak langsung, diberi tanda kurung; dalam kurung ini ditulis nama pengarang, tahun penerbitan buku, halaman yang disingkat menjadi huruf ‘h’ saja. Contoh: (Amin Rais, 2006, h. 4215)
12.   Kalau lebih dari satu karangan (buku) yang ditulis oleh penulis pada tahun yang sama, yang pertama diberi kode ‘A’ dibelakang tahun terbitnya buku, dan yang berikutnya disusun sesuai urutan abjad.
13.  Sumber yang masih menggunakan ejaan lama, dikutip sesuai aslinya.
14.  Kalau ada kesalahan pada teks asli yang dikutip, ma­ka kesalahan itu harus  ditunjukkan dengan menyisipkan ka­ta sic  dalam  kurung siku [sic], Tetapi dapat juga di beri­kan perbaikannya  diantara kurung siku […] diletak­kan persis sesudah teks yang diangap tidak benar. Contoh:
Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17-8-1954 [Sic]. Atau :Bangsa Indonesia memproklasikan kemerdekaannya pada 17-8-1954 [l945].
15.  Tabel yang ditempatkan dalam teks sebagai kutipan diberi keterangan sumber  dibawah tabel.
16.  Kutipan dari bahasa asing, sebaiknya diterjemahkan kemudian diulas dan dikomentari.
17.  Ayat Alquran (rasm 'Usmaniy) dikutip dengan cara menyebutkan sumbernya dalam teks (dimulai dengan singka­tan QS. yang diikuti dengan nama surah, lalu nomor surah dalam kurung, yang diikuti dengan titik dua lalu ditulis­kan nomor ayatnya) mendahului ayat yang dikutip. Contoh: Allah berfirman dalam QS. Al-Fajar (90): 1-5. Jika me­mungkinkan, kutipan ayat Alquran yang kurang dari satu ba­ris sebaiknya dimasukkan dalam teks . Jika kutipan lebih dari satu baris, maka ditulis terpisah dari teks tanpa menggunakan tanda kutip. Di akhir ayat yang dikutip seda­pat mungkin diberi nomor ayatnya yang ditempatkan dalam kurung. Terjemahan ayat Al-quran diberikan secara terpisah da­lam satu alinea, dengan jarak baris 1 spasi jika cukup 3 baris atau lebih. Dianjurkan mengutip da­ri  terjemahan yang disusun Departemen Agama  RI.
18.  Penulisan kutipan dari Hadits (teks Arab) diperla­kukan seperti penulisan ayat Alquran. Hanya saja sumber, dalam hal ini mukharrij hadits, diletakkan  sesudah teks ha­dits.
19.  Jika dari ayat Alquran atau Hadits yang telah diku­tip diberi penjelasan sehingga perlu penulisan ulang, maka kata, frase ataupun klausa yang diperlukan dapat di­tulis ulang, tanpa menulis ulang sumbernya. Terjemahan yang diapit tanda petik tunggal dapat diberikan.
20.  Kutipan dari sumber naskah non-Latin (seperti Arab dan Lontara Bugis/Makassar), diketik ke dalam naskah jika terdiri dari satu baris atau kurang dan diberi terjemahan yang diapit oleh tanda petik tunggal Jika bagian yang dikutip lebih dari satu baris maka kutipan tersebut diketik terpisah dari naskah dan diberi keterangan sumber (in note). Spasi antar baris disesuai­kan dengan spasi yang dibutuhkan oleh teks. Terjemahan di berikan terpisah dari naskah dan diapit  tanda petik tunggal.
21.  Sebaiknya (jika tidak perlu sekali) dihindari penggunaan catatan kaki. Catatan kaki dibatasi pada hal-hal berikut:
a.       Keterangan lisan seseorang, pada catatan kaki dituliskan : Keterangan lisan Azma.   
b.       Tulisan di surat kabar; pada catatan kaki ditulis : nama surat kabar, tanggal terbit, halaman dan kolom.
c.        Data sekunder berupa data yang dikutip dari sesuatu lembaga sumber data; pada catatan kaki ditulis nama lembaga sumber data tersebut.
Tanda rujukan catatan kaki dalam teks menggunakan superskrip angka Arab, sedangka catatan kakinya ditempatkan pada dasar halaman 2 spasi di bawah garis melintang yang dibuat mulai dari sembir kiri sepanjang 7 cm, juga paling sedikit berjarak 2 spasi dari baris terbawah teks.
Kalimat dalam catatan kaki ditulis mulai pada ketukan ke-6 dengan jarak antar baris 1 spasi. Jarak antara catatan kaki yang satu dengan yang lainnya ialah 2 spasi.
Catatan kaki dalam tabel, memakai tanda rujukan superskrip huruf biasa, ditempatkan 2 spasi di bawah garis batas bawah tabel dengan cara penulisan yang sama dengan catatan kaki dalam teks.


G.   Hal-hal Lain yang Perlu Diperhatikan

2.      Pedoman umum
                   
                    Penulisan huruf, berbagai jenis kata dan unsur-unsur serapan serta pemakaian/ penempatan tanda baca hendaknya merujuk dengan cermat kepada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. 

3.     Kesalahan yang sering terjadi

Kesalahan yang sering terjadi dalam cara penulisan adalah:
a.       Kata hubung seperti dengan, sehingga, sedangkan dan lain-lain sering dipakai untuk memulai suatu kalimat, hal ini harus dihindari.
b.       Kata depan pada sering dipakai tidak pada tempatnya, misalnya diletakkan di depan subyek sehingga merusak susunan kalimat.
c.        Kata di mana dan dari atau daripada kerap kali tidak tepat pemakaiannya dan diperlakukan seperti kata where dan of dalam bahasa Inggris.  Bentuk yang demikian tidak baku dan tidak dibenarkan.

H.   Beberapa singkatan yang dibakukan

1.     Swt. (Subhanahu wa ta’ala)
2.     Saw. (Sallallahu  alaihi wasallam)
3.     A.s. (‘Alayhi salam)
4.     H. (Hijrah)
5.     M. (Miladiyah)
6.     w. (wafat)
7.     s. M. (sebelum Milaiyah)
8.     Q.S. (Al-Quran Surat)                 
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      
 DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I. 1975. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Balai Pustaka, Jakarta.

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin. 2002. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Makassar.

Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh-Mks). 2002. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar.     

Universitas Hasanuddin (UH). 2000. Pedoman Penulisan Skripsi. UH Press. Makassar.

Universitas Negeri Makassar, 2004. Pedoman Penulisan Skripsi. UNM Press. Makassar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

'' TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR ANDA''

''Tassilalo Ta'rapiki T'awwa, Sipakainga Lino Lattu Akhira''