BAB
I
PENDAHULUAN
Skripsi adalah merupakan
karya ilmiah yang disusun dengan tujuan untuk menunjukkan kemampuan dan sikap
berpikir ilmiah. Karya ilmiah adalah
karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil
penelitian ilmiah yang telah dilakukannya.
Karya ilmiah
tersebut dilaksanakan oleh mahasiswa dengan melakukan penelitian untuk
memperoleh jawaban atas suatu pokok permasalahan yang ditemukan dalam bidang
yang menjadi kajian dalam program pendidikannya.
Penulisan karya
ilmiah harus memperhatikan seperangkat norma yang disebut kode etik. Norma ini
berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perijinan terhadap bahan yang
digunakan, dan penyebutan sumber data. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan
diri dari tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat.
A. Pengertian
Skripsi adalah
karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan, kajian pustaka,
atau penelitin laboratorium dan dipertahankan di depan sidang ujian/
munaqasyah dalam rangka penyelesaian
studi tingkat Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar sarjana. Tebal skripsi
minimal 50 halaman (isi), jika ditulis dalam bahasa Indonesia, dan 40 halaman (isi) jika
ditulis dalam bahasa asing.
B. Tujuan
Penulisan karya ilmiah (skripsi) bertujuan:
1.
Melatih mahasiswa mengungkapkan pemikiran atau hasil
penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
2.
Menumbuhkan
etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu
pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi produsen (penghasil) pemikiran dan karya
tulis dalam bidang ilmu terutama setelah penyelesaian studinya.
3.
Karya
ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi
pengetahuan antara lembaga Perguruan Tinggi (Unismuh Makassar) dengan
masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
4.
Membuktikan
potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan
masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh
pengetahuan dan pendidikan dari fakultasnya.
C.
Pokok Skripsi
Pokok skripsi adalah persoalan atau
masalah dalam bidang ilmu yang menjadi program studi atau yang ada kaitannya
dengan kekhususan/ jurusan mahasiswa penyusun skripsi.
D.
Prosedur dan Syarat Pengajuan Judul Skripsi
1.
Mahasiswa
mengajukan minimal dua judul rencana penelitian yang ditujukan kepada Dekan
Fakultas melalui Ketua jurusan, setelah mahasiswa yang bersangkutan telah
memperoleh nilai mata kuliah Metodologi Penelitian dan menyelesaikan sejumlah
SKS yang dipersyaratkan.
2.
Ketua
jurusan/ Sekretaris jurusan memeriksa atau meneliti apakah judul yang diajukan
memungkinkan dan layak serta bukan duplikasi dari pembahasan yang telah
dilakukan orang lain. Jika dipandang
perlu, ia dapat berkonsultasi dengan dosen ahli untuk menilai sebuah judul.
3.
Setelah
dianggap bahwa judul tersebut layak, selanjutnya Ketua jurusan mengajukan kepada Dekan (c.q. PD. I)
untuk memperoleh disposisi.
4.
Selanjutnya
Ketua jurusan mengajukan calon pembimbing bagi mahasiswa yang bersangkutan
(termasuk mempertimbangkan usulan mahasiswa itu sendiri tentang calon
pembimbingnya jika ada), untuk kemudian dipertimbangkan dan ditetapkan oleh
Dekan.
5.
Dekan
mengirim surat tugas
membimbing kepada dosen yang telah ditetapkannya dengan melampirkan judul
penelitian yang telah didisposisi sebelumnya.
6.
Setelah
proposal penelitian selesai dan telah mendapat persetujuan dari masing-masing
dosen pembimbing (dengan membubuhkan tanda tangan), selanjutnya diajukan kepada
Dekan melalui Ketua jurusan untuk disahkan. Dengan pengesahan ini, berarti
seminar proposal sudah dapat dilaksanakan.
BAB II
KOMPOSISI SKRIPSI
A. Pengertian Komposisi Skripsi
Komposisi skripsi yang dimaksud di sini ialah struktur penempatan uraian
dan pembahasan yang sistematis dan logis. Ini berarti perlunya keterkaitan
antara satu bagian dengan bagian yang lain, sehingga karangan itu menjadi
karya ilmiah yang utuh.
B. Sistematika
Secara umum, komposisi penulisan skripsi terdiri atas tiga bagian utama,
yaitu: bagian awal, bagian pokok atau isi, dan bagian akhir. Komposisi
penulisan skripsi disusun secara sistematis sebagai berikut:
1. Bagian Awal
a. Halaman sampul
Sampul skripsi berwarna hijau
tua, berisikan tulisan tentang:
1) Judul skripsi,
hendaknya singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas untuk menunjukkan dengan
tepat masalah yang hendak diteliti, tidak membuka peluang penafsiran yang
beraneka ragam.
2) Logo Unismuh
Makassar (ukuran 4,5 x 4,5 cm).
3) Tulisan
SKRIPSI
4) Kalimat
peruntukan skripsi ialah untuk memenuhi
sebagian syarat memperoleh gelar sarjana S1 program studi tertentu.
5) Nama lengkap
penulis tanpa gelar kesarjanaan, ditulis dengan huruf kapital tanpa garis bawah
dan mencantumkan nomor stambuk di bawah nama.
6) Tulisan
FAKULTAS AGAMA ISLAM
7) Tulisan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
8) Tahun
penyelesaian skripsi, yakni tahun lulus ujian terakhir.
Kalimat
atau kata dicetak dengan huruf kapital (selain kalimat peruntukan), warna hitam
atau warna emas dan ditempatkan di tengah-tengah ruang tulis (simetris
kiri-kanan). Contoh halaman sampul pada lampiran
I.
b. Halaman judul
Halaman ini
memuat tulisan yang sama dengan sampul depan akan tetapi dicetak di atas kertas
putih yang sama dengan naskah. Halaman ini bernomor angka bernomor romawi (i),
tanpa dicantumkan nomor halaman tetapi diperhitungkan.
c. Halaman persetujuan pembimbing
1) Judul
halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING ditempatkan secara simetris di bagian atas.
2) Judul
skripsi
3) Nama
penulis
4) NIM/
stambuk
5) Jurusan
dan fakultas
6) Teks
persetujuan.
7) Tanggal
persetujuan.
8) Tanda
tangan, nama, dan NIP/ NBM pembimbing. (Lihat
lampiran II)
d. Halaman pernyataan keaslian skripsi
Unsur-unsur halaman ini adalah:
1) Judul
halaman: PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.
2) Teks
pernyataan
3) Tanggal
pernyataan.
4) Tanda
tangan penyusun.
5) Nama/NIM
penyusun. (Lihat lampiran III)
e. Halaman pengesahan
Halaman ini berisi hal-hal berikuti:
1) Kalimat:
PENGESAHAN SKRIPSI, sebagai judul.
2) Teks
pengesahan.
3) Tanggal
pengesahan (sesuai tanggal lulus).
4) Nama
anggota Tim Penguji disertai jabatannya, dan tanda tangan asli.
5) Disahkan
oleh Dekan Fakultas. (Lihat lampiran IV)
f. Prakata
Prakata yang
berisi ungkapan rasa syukur kepada Allah swt. dan pernyataan terima kasih
kepada semua pihak yang turut memberi dukungan moril dan materil atas
selesainya skripsi, dan yang dinilai lebih berjasah besar kepada penulis selama menempuh
pendidikan di Unismuh Makassar. Sebaiknya prakata
ditulis dalam satu halaman, dan tidak lebih dari dua halaman.
Ucapan terima kasih hendaknya
memakai kalimat yang wajar, tidak berlebihan dalam menghargai pihak lain dan
tidak terlalu merendahkan diri. Sebaiknya dihindari pernyataan yang
mengungkapkan kekurangan-kekurangan dalam skripsi, sehingga karya ilmiah
tersebut tetap memiliki wibawa ilmiah yang objektif (Lihat
lampiran V) .
g. Abstrak
Abstrak adalah
intisari kandungan skripsi yang ditulis secara essay, tanpa subjudul. Abstrak
sebaiknya ditulis dalam satu halaman, maksimal dua halaman dengan jarak satu
spasi. Alinea pertama memuat nama penulis tanpa gelar (ditulis dengan huiruf kapital),
judul skripsi ditulis dengan huruf miring, dan dalam tanda kurung ditulis dibimbing oleh yang diikuti nama pembimbing tanpa gelar.
Alinea kedua dan seterusnya memuat bagian-bagian yang penting, berisi ikhtisar
dari latar belakang, tujuan dan kegunaan, metode penelitian, hasil dan
kesimpulan penelitian. (Lihat lampiran VI).
h. Daftar isi
Daftar
isi memuat keterangan secara rinci dan sistematis tentang keseluruhan kandungan
skripsi meliputi bagian awal, tengah, akhir. Di dalamnya dicantumkan judul bab
dan sub babnya, yang masing-masing diberi nomor urut dan nomor halaman awal
pemuatannya. Judul- judul dihubungkan oleh titik-titik ke nomor halaman. (Lihat lampiran VII).
i. Daftar tabel (kalau ada)
Kalau
dalam skripsi terdapat tiga buah table atau lebih, maka perlu dibuatkan daftar
tersendiri dengan teknik seperti pembuatan daftar isi dengan judul DAFTAR TABEL. Demikian pula
peta, diagram, grafik, dan sebagainya, jika ada dibuat seperti teknik pembuatan
daftar tabel.
j. Daftar gambar (jika ada)
Daftar gambar berisi urutan judul gambar dan nomor halamannya. Ditulis
dengan format yang sama dengan daftar tabel.
k. Daftar lampiran
Daftar lampiran
ditulis dengan format yang sama dengan daftar table dan daftar gambar, memuat
urutan judul lampiran dan nomor halamannya.
l.
Daftar arti lambang dan singkatan
Memuat
lambang dan singkatan yang dipergunakan dalam skripsi disertai arti dan
satuannya. (Lihat lampiran VIII)
2. Bagian Pokok atau Isi
Bagian utama skripsi mengandung
bab-bab pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan, kesimpulan dan saran-saran atau implikasi penelitian.
a. Bab pendahuluan
Bab pendahuluan
memuat tentang: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
1) Latar belakang; mengandung
uraian tentang hal-hal yang melatar belakangi munculnya masalah pokok yang akan
dikaji dalam skripsi. Jadi mengungkapkan mengapa penelitian ini perlu
dilaksanakan. Uraian tersebut berisikan tinjauan teoritis dan faktual mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan masalah pokok, baik berdasarkan hasil telaah atau
pengamatan sendiri. Oleh karena itu
uraian perlu diawali dengan identifikasi
tentang kesenjangan yang terjadi antara kondisi nyata dengan kondisi ideal.
2) Rumusan masalah; dimaksudkan sebagai penegasan atas masalah pokok yang
akan dikaji, yang diformulasikan dalam wujud pertanyaan yang memerlukan
jawaban. Untuk kedalaman pembahasan, maka permasalahan yang akan dikaji tidak
lebih dari satu masalah pokok, tetapi harus dianalisis secara logis ke dalam
beberapa sub masalah. Jika ternyata masalah pokok itu mempunyai ruang lingkup
yang luas, maka masalah yang akan diteliti harus dibatasi dengan
mengidentifikasi dan menjelaskan aspek-aspek apa saja dari sekian masalah itu
yang akan diteliti/dibahas.
3) Tujuan
penelitian;
Tujuan dirumuskan berdasarkan masalah yang ingin dipecahkan dan sesuai
dengan arah alternatif pemecahan yang dipilih. Jadi tujuan berisi uraian
singkat dan padat tentang jawaban “apa yang ingin diketahui / dicari oleh
peneliti atau penulis”.
4) Manfaat
/ kegunaan penelitian;
Manfaat dan kegunaan penelitian menggambarkan kaitan dan sumbangan hasil
penelitian bagi pemecahan masalah dalam konteks yang lebih luas dan manfaatnya
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kehidupan masyarakat. Jadi manfaat
berisi uraian singkat tentang kegunaan/manfaat apa saja setelah tujuan pada
butir (3) dicapai.
Kegunaan penelitian dapat dibuat dalam dua hal, yakni: Kegunaan ilmiah (manfaat
teoritis), yang berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya
dan ilmu keislaman pada khususnya. Kegunaan praktis yaitu bagi profesi,
lembaga, pembangunan masyarakat, bangsa, negara, dam agama. Kegunaan penulisan
yang bersifat formal, yakni sebagai kelengkapan syarat guna memperoleh gelar
akademik, tidak perlu lagi diungkapkan karena telah tercantum dalam halaman
sampul.
b. Tinjauan pustaka
Memuat uraian
sistematis tentang teori, pemikiran dan hasil penelitian terdahulu yang ada
hubungannya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Bagian ini
dimaksudkan memberikan kerangka acuan komprehensif konsep, prinsip atau teori yang digunakan
dalam pemecahan masalah. Fakta-fakta yang dikemukakan sedapat mungkin diambil
dari sumber aslinya. Semua sumber yang digunakan harus disebutkan dengan
mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan.
Dalam
bab tinjauan pustaka dapat pula dicantumkan hipotesis yang merupakan pernyataan
singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan masih harus dibuktikan
kebenarannya. Hipotesis penelitian mencakup :
1) Bentuk
kalimatnya adalah pernyataan menurut ketentuan proporsional (jika x maka y).
2) Diurut
sesuai dengan urutan rumusan masalah.
3) Hipotesis
dapat berupa (hipotesis deskriptif, hipotesis kerja dan hipotesis nol/ statistik)
c. Metode penelitian
Metode penelitian
merupakan teknik atau langkah-langkah atau penjelasan secara rinci mengenai
objek penelitian beserta cara memahami objek tersebut. Metode penelitian
mencakup :
1) Jenis dan desain penelitian (untuk penelitian lapang). Menjelaskan tentang sifat penelitian dan pendekatan yang
akan dilakukan. Untuk penelitian non-eksperimental misalnya dalam bidang
sosial perlu dijelaskan apakah sifatnya
penjajakan/eksploratorif, penggambaran/ deskriptif, histories, korelasional,
komparasi kausal, dan lain-lain. Untuk penelitian eksperimental perlu
dijelaskan mengenai desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian
diartikan sebagai strategi untuk mengatur latar penelitian agar peneliti
memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan
penelitian.
2) Waktu dan lokasi penelitian (untuk penelitian
lapang) harus disebutkan waktu pelaksanaan penelitian, tempat dan kondisi
wilayah, serta alasan memilih lokasi
tersebut.
3) Variabel penelitian.
Variabel penelitian perlu diuraikan dengan jelas, yang
mana sebagai variabel bebas (independent
variable), dan yang mana sebagai variabel terikat (dependent variable). Atau jelas antara variable sebab dengan
variable akibatnya.
4) Definisi opersional variabel. Setiap variabel didefinisikan secara
operasional yakni dengan mengemukakan pengertian pokok, dan kalau perlu
dijelaskan pula indikator setiap variabel tersebut.
5) Populasi dan sampel penelitian (untuk
penelitian lapang). Berisi uraian
tentang :
a). Siapa/
apa populasi penelitian dan berapa jumlahnya.
b). Teknik
penarikan sampel dan alasan menggunakan teknik sample tersebut, apakah random sampling, stratified random sampling,
ataukah purposive sampling dan
sebagainya.
c). Berapa
besarnya sampel dan alasan penentuan besarnya sampel tersebut.
6) Teknik
pengumpulan data. Memuat uraian tentang langkah-langkah dan prosedur
pengambilan dan pengumpulan data, serta dengan alat/instrumen apa yang akan
digunakan apakah angket, wawancara, observasi, dan atau dokumentasi. Serta
dijelaskan pula alasan menggunakan teknik tersebut.
7) Teknik analisis data. Memuat uraian tentang penentuan teknik yang
akan digunakan dalam analisis data, apakah analisis kualitatif atau
kuantitatif. Jika analisis kuantitatif, maka perlu dijelaskan teknik analisis
statistik yang digunakan, seperti chi square, korelasi, regresi sederhana, uji
T dan sebagainya, disertai alasan penggunaannya. Jika yang digunakan analisis
kualitatif, harus dijelaskan pula alasannya.
d. Hasil penelitian dan pembahasan
Bagian ini memuat
hasil penelitian dan pembahasan yang dapat dipisahkan atau dipadukan. Penyajian
hasil penelitian memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh. Paparan
dapat disertai tabel, grafik, foto atau bentuk lain. Jadi hasil penelitian
memuat deskripsi data, yaitu pemaparan data apa adanya yang diperoleh dari
objek penelitian. sedangkan pembahasan memuat pengujian hipotesis yaitu
pengujian lanjutan deskripsi data dengan analisis statistiknya (jika analisis
kuantitatif) serta uraian pembuktian hipotesis berdasarkan hasil dari analisis
statistik yang selanjutnya dikaitkan dengan teori-teori atau hasil penelitian
sebelumnya.
e. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan
saran dinyatakan secara terpisah. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan
tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan
kebenaran hipotesis atau sebagai jawaban bagi rumusan masalah . Saran dibuat
berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman serta pertimbangan peneliti atau
penulis yang ditujukan kepada para peneliti dalam bidang sejenis, yang ingin
melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah diselesaikan.
3. Bagian akhir
Bagian akhir
memuat daftar pustaka dan lampiran.
a. Daftar pustaka; memuat pustaka
yang diacu dalam penelitian dan disusun ke bawah menurut abjad nama akhir
penulis pertama. Daftar pustaka merupakan salah satu persyaratan bagi setiap
karya ilmiah. Dengan daftar pustaka, pembaca akan dapat dengan mudah mengetahui
keseluruhan sumber rujukan yang digunakan, sehingga ia dapat pula memperkirakan
kualitas atau bobot ilmiah skripsi. Lebih dari itu pembaca juga dapat menelusuri
lebih jauh validitas uraian lewat daftar pustaka yang isinya telah
dikutip.
1) Rujukan
dari buku. Ditulis berturut-turut nama penulis, tahun terbit, judul buku
(dengan huruf miring), jilid (bila ada), cetakan ke, nama penerbit, dan kota tempat penerbitan.
Contoh :
Nata, Abuddin. 2003. Managemen
Pendidikan: Mengatasi Kelemahan pendidikakan Islam di Indonesia. Cet. I.
Kencana: Bogor.
2) Rujukan
dari jurnal dan majalah. Ditulis nama penulis, tahun terbit, judul tulisan,
nama majalah (dengan huruf miring) nomor terbit, dan nomor halaman yang diacu.
Contoh:
Masang, Abd. Azis. 2004. Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
melalui Pendekatan Bervariasi di MTs. Aisyiyah Sungguminasa. Al Marhamah. 110: 15 – 17.
3) Rujukan
dari dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa
penulis dan tanpa lembaga. Ditulis judul atau nama dokumen dengan cetak miring,
diikuti tahun penerbitan dokumen, kota
penerbit, dan nama penerbit. Contoh:
Undang undang
Republik Indonesia No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
1990. Jakarta:
PT Armas Duta Jaya.
4) Rujukan
dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga tersebut. Ditulis nama lembaga
penanggungjawab langsung, diikuti dengan tahun, judul karangan yang dicetak
miring, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga yang bertanggungjawab atas
penerbitan karangan tersebut. Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
5) Rujukan
berupa karya terjemahan. Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun
penerbitan karya asli, judul terjemahan,
nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan, nama penerbit
terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis
dengan kata tanpa tahun atau cukup
t. th. Contoh:
Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. tanpa tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan.
1982. Surabaya:
Usaha Nasional. Atau
Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. t. th. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan.
1982. Surabaya:
Usaha Nasional.
6) Rujukan
berupa Skripsi, tesis atau disertasi. Nama penulis ditulis paling depan, tahun
yang tercantum pada sampul, judul skripsi atau tesis ditulis dengan cetak
miring, diikuti dengan pernyataan skripsi atau tesis tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan
tinggi, nama fakultas serta nama perguruan tinggi. Contoh:
Kadir, Burhanuddi. 2003. Efektivitas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
melalui Penggunaan Media Visual pada Siswa SMP Negeri se Kecamatan Sombaopu
Kabupaten Gowa. Tesis tidak diterbitkan. Makassar:
Program Pascasarjana. Komunikasi Pendidikan. UNHAS.
b. Lampiran; berisi hal-hal yang merupakan
kelengkapan yang mendukung validitas dan kesahihan suatu uraian, yang telah
disajikan pada bagian utama skripsi. Penempatan lampiran ini harus diurut
sesuai dengan urut-urutan uraian dalam skripsi.
c. Daftar riwayat hidup peneliti;
berisi judul halaman DAFTAR RIWAYAT HIDUP diketik simetris di tepi margin atas.
Data riwayat hidup meliputi: nama peneliti, tempat dan tanggal lahir,
jabatan/pangkat (kalau ada), orang tua, istri/suami dan anak (kalau ada),
riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan (kalau ada), dan lain-lain yabng dianggap
penting.
BAB III
TATA CARA PENULISAN
Tata cara
penulisan meliputi bahan dan ukuran,
pengetikan, sistem penomoran, bahasa dan istilah, penulisan nama,
kutipan dan catatan kaki, dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan.
A. Bahan dan Ukuran
1. Naskah
Naskah
skripsi dibuat di atas kertas HVS ukuran kuarto dengan berat 70 gram perlembar,
berwarna putih, ditulis tidak timbal balik dengan menggunakan tinta berwarna
hitam.
2. Sampul
Sampul
dibuat dari kertas berfolio atau yang sejenis, sedapat mungkin diperkuat dengan
karton dan dilapisi dengan plastik. Warna sampul berwarna hijau. Tulisan yang
tercetak pada sampul sama dengan yang terdapat pada halaman judul. Tulisan
judul skripsi diketik dengan huruf besar (kapital) secara utuh dan tidak
memakai singkatan. Jika judul lebih dari satu baris, maka diketik dengan bentuk
piramida terbalik, juga susunan kalimat lainnya.
3. Ukuran
Ukuran naskah ialah kuarto atau letter (21,5 x 28 cm).
B. Pengetikan
1. Mesin tulis
Naskah ditulis dengan
menggunakan computer.
2. Jenis huruf
a. Naskah
ditulis dengan font Arial berukuran 12 pt.
b. Huruf
miring (italic character)
dipergunakan untuk pengetikan judul buku
dalam teks, dalam daftar pustaka, nama sumber lain, kata asing atau pun daerah.
c. Huruf
yang digunakan harus konsisten, yakni hanya satu tipe dan besaran
3. Pengaturan margin dan permulaan kalimat
Batas pengetikan ditinjau dari tepi kertas diatur dengan
jarak sebagai berikut:
a. Margin
kiri dan atas untuk penulisan huruf Latin, serta margin kanan dan atas untuk
penulisan huruf Arab, masing-masing 4 cm dari pinggir kertas.
b. Margin
kanan dan bawah untuk penulisan huruf Latin serta margin kiri dan bawah untuk
penulisan huruf Arab, masing-masing 3 cm dari pinggir kertas.
c. Baris
pertama setiap alinea dimulai setelah 7 ketukan dari margin kiri untuk
penulisan huruf Latin dan margin kana untuk huruf Arab.
d. Setiap
ketikan kembali ke margin , kecuali enumerasi (penomoran) dan baris baru
(prinsip margin tunggal).
e. Bilangan,
lambang atau rumus matematika yang memulai suatu kalimat harus dieja. Misalnya:
Lima puluh
orang yang lulus dalam ujian itu.
f. Setiap
lembar kertas hanya digunakan untuk satu halaman.
4. Pengaturan spasi
Jarak antar baris dibuat 2 spasi kecuali dalam beberapa hal yang ditulis dengan jarak 1
dan 3 spasi.
a. Yang diketik dengan jarak 1 spasi :
1) Kalimat
peruntukan skripsi pada halaman judul
2) Judul
bab dalam daftar isi bila lebih dari 1 baris
3) Judul
sub bab dalam daftar isi bila lebih dari 1 baris
4) Judul
tabel dalam daftar tabel bila lebih dari 1 baris
5) Judul grafik dan gambar dalam daftar bila lebih dari 1 baris
6) Judul
tabel, grafik, dan gambar dalam teks
bila lebih dari 1 baris
7) Kutipan
langsung yang mencapai 3 baris atau lebih
8) Tiap
sumber pada daftar pustaka jika lebih dari 1 baris
9) Judul
lampiran pada dafar lampiran bila lebih dari 1 baris
10) Abstrak,
riwayat hidup dan keterangan lain yang dilampirkan
11) Terjemahan
ayat Alquran , hadits atau terjemahan dari sumber bahasa asing jika mencapai 3 baris
atau lebih.
b. Yang diketik dengan jarak 3 spasi
1) Jarak
antara tulisan BAB dengan judul bab
2) Jarak
antara kalimat terakhir judul bab dengan sub bab
3) Jarak antara kalimat terakhir dari sub bab dengan kalimat
pertama berikutnya dan atau judul pasal
4) Jarak
antara setiap judul (daftar isi, kata pengantar, abstrak, dan lain-lain) dengan kalimat pertama
berikutnya
5) Jarak
antara judul tabel, judul grafik atau judul gambar dengan tabel, grafik atau
gambar yang bersangkuta
5. Letak Simetris
Tabel, daftar, judul, ditulis
simetris terhadap sembir kiri dan kanan ruang tulis.
6. Judul bab, subbab, pasal
Judul digunakan untuk kepala bab
yang ditulis pada halaman baru. Tulisan BAB
dan nomornya ditulis dengan huruf kapital dan angka romawi yang ditebalkan
dan diletakkan di tengah halaman (simetris) tepat pada sembir atas. Judul juga
selengkapnya ditulis dengan huruf kapital yang ditebalkan dan diletakkan di
tengah halaman 3 spasi di bawah tulisan BAB.
Subbab ditulis mulai dari sembir
kiri 3 spasi di bawah baris sebelumnya, semua kata dimulai dengan huruf kapital
kecuali kata hubung dan kata depan, kata demi kata ditebalkan dan tanpa diakhiri
tanda titik. Kalimat pertama sesudah subbab dimulai dengan alinea baru, 3 spasi
dibawah subbab.
Judul pasal ditulis sejajar dengan
huruf pertama judul subbab, 3 spasi di bawak baris sebelumnya dengan huruf
kapital hanya pada huruf pertama kata pertama, setiap kata ditebalkan tanpa
diakhiri tanda titik. Kalimat selanjutnya dimulai dengan alinea baru, 7 ketukan
dari sembir kiri 2 spasi di bawah judul
pasal. Baris ke-2 dan seterusnya kembali kebatas sembir kiri.
Judul subpasal mulai dari sembir
kiri 3 spasi di bawah baris sebelumnya, (dalam hal-hal tertentu kata dapat ditebalkan)
dan diakhiri dengan tanda titik. Kalimat pertama yang menyusul kemudian diketik
terus kebelakang pada baris yang sama dengan subpasal. Baris kedua seterusnya ditulis
sejajar dengan huruf pertama judul subpasal.
Judul ayat ditulis sejajar dengan
judul pasal, 2 spasi di bawah baris sebelumnya. Kalimat selanjutnya menjusul
kebelakang pada baris yang sama dengan judul ayat. Baris kedua seterusnya
sejajar dengan huruf pertama judul ayat. Contoh
penulisan judul, subbab, pasal, subpasal dan seterusnya tertera pada lampiran VIII.
7. Tabel
Judul tabel ditulis dengan
diawali tulisan Tabel beserta nomor
urutnya, dengan angka Arab kemudian titik, 3 spasi dari kalimat terakhir
sebelumnya. Selanjutnya judul tabel pada baris yang sama, hanya huruf pertama
dari kata pertama yang dituli kapital, dan tidak diakhiri tanda titik. Jika
judul lebih dari 1 baris maka baris ke-2 dan seterunya ditulis tepat dibawah
huruf pertama kalimat judul dengan jarak 1 spasi. Tabel tidak boleh dipenggal,
jika terpaksa karena memang panjang sehingga tidak mungkin ditulis dalam dalam
satu halaman, maka pada halaman lanjutan dicantumkan kata Lanjutan Tabel diikuti nomor tabel tanpa disertai judulnya lagi.
Nama-nama kolom tabel ditulis kembali. Bagian skripsi yang diatur sama dengan
tabel adalah bagan, grafik, peta, gambar, foto dan semacamnya.
C. Sistem Penomoran
1. Halaman
a. Bagian
awal karangan (seperti judul, abstrak, pengesahan, kata pengantar, daftar isi
dan lain-lain) diberi halaman dengan angka Romawi kecil (i, ii, iii, dan
seterusnya) yang ditempatkan simetris di sebelah bawah margin.
b. Bagian
tubuh dan akhir karangan diberi halaman dengan angka arab. Angka ditempatkan di
sebelah kanan dengan jarak 2 spasi di atas teks untuk penulisan huruf latin,
kecuali halaman yang ditempati judul bab diberi nomor secara simetris di bagian
bawah halaman.
2. Bab dan Bagian-bagiannya
a. Bab
ditulis dengan huruf kapital, rapat , diberi nomor dengan angka Romawi besar
(BAB I, BAB II, dan seterusnya) BAB ditempatkan di tengah-tengah bagian sembir atas.
b. Untuk
struktur penomoran bab, subbab, pasal, sub pasal, dan seterusnya, diatur dan
di tulis sebagai berikut:
1) Nomor
bab ditulis dengan angka Romawi: I, II, III.
2) Nomor
subbab ditulis dengan huruf A, B, C.
3) Nomor
pasal ditulis dengan angka: 1, 2, 3.
4) Nomor
subpasal ditulis dengan huruf kecil: a, b, c.
5) Enumerasi
ayat dengan 1), 2), 3) dan seterusnya.
6) Enumerasi
sub ayat dengan huruf kecil: a), b), c).
7) Pecahan
selanjutnya jika masih diperlukan: (1), (2) (3), dan selanjutnya jika masih
ada: (a), (b), (c).
8) Kurung
tutup setelah angka dan huruf berfungsi sebagai titik. Karena itu titik tidak
diperlukan lagi. Contoh struktur dan penomoran bab dan bagiannya pada lampiran IX.
D. Bahasa dan Istilah
1. Bahasa yang dipakai
Bahasa yang dipakai untuk
skripsi adalah bahasa Indonesia ragam baku
dengan gaya
bahasa keilmuan yang berciri antara lain sebagai berikut:
a. Bernada
formal, nalar dan objektif
b. Gagasan
atau paham dikomunikasikan secara lugas, jelas, ringkas dan tepat. Istilah atau
ungkapan yang digunakan tidak bermakna ganda.
c. Lazim
dipakai, dengan kalimat berbentuk pasif. Oleh karena itu tidak digunakan kata
ganti orang pertama atau kedua seperti saya, aku, kami, kita, engkau dan lain-lainnya.
Pada penyajian ucapan terima kasih pada prakata, saya diganti dengan penulis.
d. Dihindari
ungkapan-ungkapan yang berlebihan, mubazir, dan emosional.
e. Berbentuk
prosa dengan corak pemaparan (eksposisi)
f. Kalimat
dan paragraf tidak terlalu panjang.
g. Format
dan tata cara penulisan konsisten.
2. Istilah
Istilah yang dipakai ialah istilah Indonesia atau yang telah
diindonesiakan. Pengindonesiaan istilah asing berpedoman kepada Pedoman Umum
Pembentukan Istilah (Lampiran II Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
tanggal 27 Agustus 1975, No. 0196/U/1975).
Jika terpaksa memakai istilah
asing, maka istilah ini ditulis dengan huruf miring. Istilah-istilah baru yang
belum dibakukan dalam bahasa Indonesia dapat digunakan, asal konsisten. Pada
penggunaannya yang pertama kali perlu diberikan padanannya dalam bahasa asing
diapit tanda kurung dengan huruf miring. Jika istilah baru ini cukup banyak
jumlahnya, maka sebaiknya dibuatkan daftar istilah pada lampiran.
E. Penulisan Nama
Bagian
ini memberikan pedoman tentang pengutipan nama penulis yang diacuh dalam uraian
dan daftar pustaka.
1. Nama Penulis yang diacuh dalam uraian
Penulis yang tulisannya diacu
dalam uraian hanya disebutkan nama akhirnya saja. Jika terdapat 2 penulis yang
mempunyai nama akhir yang sama dan menulis pada tahun yang sama maka untuk
membedakannya di belakang tahun di beri huruf a, b, dan seterusnya.
Jika penulisnya dua orang maka
kedua nama akhir dituliskan dengan menyelipkan kata dan atau and di antara kedua nama tersebut.
Jika penulisnya lebih dari dua orang maka hanya nama akhir penulis pertama yang
dicantumkan diikuti dengan dkk atau et
al.
Jika
penulisnya tidak jelas maka digunakan tulisan Anonim sebagai pengganti nama penulis.
Jika rujukan bersumber dari
buku suntingan atau risalah (proceeding)
maka yang ditulis adalah nama penulis asli bukan nama penyuntingnya. Jika
rujukan diambil dari dokumen-dokumen resmi seperti undang-undang, peraturan
pemerintah, garis-garis besar haluan Negara, peraturan daerah, surat keputusan
dan Koran maka nama sumber ditulis sebagai pengganti nama penulis.
2. Nama penulis dalam daftar pustaka
Dalam daftar pustaka semua penulis harus dicantumkan
namanya.
a. Nama penulis lebih dari 1 kata. Cara penulisannya ialah
nama akhir diikuti dengan tanda koma, singkatan nama depan, nama tengah dan
seterusnya yang semuanya diberi tanda titik. Contoh:
1) Adam
C. Smith, John Kelvin and Bernard Klauss
ditulis Smith, A.C., Kelvin, J. and Klauss, B.
2) Sutan
Takdir Alisyahbana ditulis Alisyahbana, S.T.
b. Nama
penulis dengan singkatan. Nama yang
diikuti atau diawali dengan singkatan, maka singkatan-singkatan itu dianggap
sebagai nama tengah. Contoh:
1) Willian
D. Ross Jr. ditulis Ross, W.D.Jr.
2) Abd.
Rahman H.B. ditulis Rahman A.H.B.
c. Nama
penulis dari sumber tidak jelas. Nama
penulis diganti dengan kata Anonim. Contoh:
Anonim. 2006. Kiamat
Sudah Dekat. Balai Pustaka, Jakarta.
d. Sumber
pustaka dari dokumen resmi yang diterbitkan instansi. Nama instansi tersebut dipakai sebagai pengganti nama penulis.
Contoh:
e. Derajat
kesarjanaan tidak boleh dicantumkan.
F. Kutipan dan Catatan Kaki
1. Kutipan
dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
2. Kutipan
langsung ialah kutipan yang diambil dan dibuat
persis seperti sumber aslinya.
3. Kutipan
tak langsung ialah kutipan yang dibuat tidak seperti sumber aslinya, tetapi
hanya mengambil isi, maksud, dan idenya saja, tanpa terikat pada bahasa atau
bentuk bahan yang dikutip.
4. Kutipan
langsung sepanjang dua baris atau kurang
dimasukkan ke dalam teks dengan menggunakan tanda kutip (“••• “).
5. Kutipan
langsung yang terdiri dari tiga baris atau lebih di tulis terpisah dari teks
dengan jarak satu spasi, tanpa tanda
kutip, diketik dengan jarak empat ketukan dari margin kiri. Bila dalam kutipan
terdapat alinea baru maka alinea itu diketik pada ketukan ke 8 dari margin kiri.
6. Kutipan
langsung seperti tercantum dalam butir di atas sedapat mungkin tidak lebih dari
separuh halaman kecuali bila skripsi adalah studi teks yang harus mengutip teks
asli secara lengkap dan membutuhkan
tempat kutipan yang lebih banyak.
7. Kutipan
tak langsung dimulai dengan menyebut nama orang yang pendapatnya dikutip. Pada
permulaan dan akhir kutipan tak langsung diberi tanda petik tunggal (‘……’)
8. Untuk
menunjukkan adanya teks yang dilangkahi dalam kutipan langsung (misalnya karena
tidak relevan dengan uraian maka digunakan tanda ellipsis, yaitu tiga
titik yang bersela satu ketukan (…)
9. Kalau
yang dilangkahi itu satu alinea atau lebih maka digunakan tanda elipsis
sepanjang 6 titik atau ketukan (……)
10. Saduran
(yang juga dikenal dengan kutipan tak langsung) sebaiknya dibuat maksimal satu alinea
saja. Saduran diketik dua spasi dan
marginya sama dengan margin teks biasa. Jika saduran terdiri dari dua aline
atau lebih yang berasal dari satu sumber, maka ia diketik dengan jarak empat ketukan dari margin kiri dengan
alinea bermula pada ketukan kedelapan
dari margin.
11. Di
akhir dari kutipan, baik kutipan langsung maupun kutipan tak langsung, diberi
tanda kurung; dalam kurung ini ditulis nama pengarang, tahun penerbitan buku,
halaman yang disingkat menjadi huruf ‘h’ saja. Contoh: (Amin Rais, 2006, h.
4215)
12. Kalau lebih dari satu karangan (buku) yang
ditulis oleh penulis pada tahun yang sama, yang pertama diberi kode ‘A’
dibelakang tahun terbitnya buku, dan yang berikutnya disusun sesuai urutan
abjad.
13. Sumber
yang masih menggunakan ejaan lama, dikutip sesuai aslinya.
14. Kalau
ada kesalahan pada teks asli yang dikutip, maka kesalahan itu harus ditunjukkan dengan menyisipkan kata sic dalam
kurung siku [sic], Tetapi dapat juga di berikan perbaikannya diantara kurung siku […] diletakkan persis
sesudah teks yang diangap tidak benar. Contoh:
Bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya pada 17-8-1954 [Sic]. Atau :Bangsa Indonesia memproklasikan
kemerdekaannya pada 17-8-1954
[l945].
15. Tabel
yang ditempatkan dalam teks sebagai kutipan diberi keterangan sumber dibawah tabel.
16. Kutipan
dari bahasa asing, sebaiknya diterjemahkan kemudian diulas dan dikomentari.
17. Ayat
Alquran (rasm 'Usmaniy) dikutip
dengan cara menyebutkan sumbernya dalam teks (dimulai dengan singkatan QS.
yang diikuti dengan nama surah, lalu nomor surah dalam kurung, yang diikuti
dengan titik dua lalu dituliskan nomor ayatnya) mendahului ayat yang dikutip.
Contoh: Allah berfirman dalam QS. Al-Fajar (90): 1-5. Jika memungkinkan,
kutipan ayat Alquran yang kurang dari satu baris sebaiknya dimasukkan dalam
teks . Jika kutipan lebih dari satu baris, maka ditulis terpisah dari teks
tanpa menggunakan tanda kutip. Di akhir ayat yang dikutip sedapat mungkin
diberi nomor ayatnya yang ditempatkan dalam kurung. Terjemahan ayat Al-quran
diberikan secara terpisah dalam satu alinea, dengan jarak baris 1 spasi jika
cukup 3 baris atau lebih. Dianjurkan mengutip dari terjemahan yang disusun Departemen Agama
RI.
18. Penulisan
kutipan dari Hadits (teks Arab) diperlakukan seperti penulisan ayat Alquran.
Hanya saja sumber, dalam hal ini mukharrij
hadits, diletakkan sesudah teks hadits.
19. Jika
dari ayat Alquran atau Hadits yang telah dikutip diberi penjelasan sehingga
perlu penulisan ulang, maka kata, frase ataupun klausa yang diperlukan dapat ditulis
ulang, tanpa menulis ulang sumbernya. Terjemahan yang diapit tanda petik
tunggal dapat diberikan.
20. Kutipan
dari sumber naskah non-Latin (seperti Arab dan Lontara Bugis/Makassar), diketik
ke dalam naskah jika terdiri dari satu baris atau kurang dan diberi terjemahan
yang diapit oleh tanda petik tunggal Jika bagian yang dikutip lebih dari satu
baris maka kutipan tersebut diketik terpisah dari naskah dan diberi keterangan
sumber (in note). Spasi antar baris
disesuaikan dengan spasi yang dibutuhkan oleh teks. Terjemahan di berikan
terpisah dari naskah dan diapit tanda
petik tunggal.
21. Sebaiknya
(jika tidak perlu sekali) dihindari penggunaan catatan kaki. Catatan kaki
dibatasi pada hal-hal berikut:
a. Keterangan
lisan seseorang, pada catatan kaki dituliskan : Keterangan lisan Azma.
b. Tulisan
di surat kabar; pada catatan kaki ditulis : nama
surat kabar,
tanggal terbit, halaman dan kolom.
c.
Data sekunder berupa data yang dikutip dari sesuatu
lembaga sumber data; pada catatan kaki ditulis nama lembaga sumber data
tersebut.
Tanda rujukan catatan kaki dalam teks menggunakan superskrip angka Arab,
sedangka catatan kakinya ditempatkan pada dasar halaman 2 spasi di bawah garis
melintang yang dibuat mulai dari sembir kiri sepanjang 7 cm, juga paling
sedikit berjarak 2 spasi dari baris terbawah teks.
Kalimat dalam catatan kaki ditulis mulai pada ketukan ke-6 dengan jarak
antar baris 1 spasi. Jarak antara catatan kaki yang satu dengan yang lainnya
ialah 2 spasi.
Catatan kaki dalam tabel, memakai tanda rujukan superskrip huruf biasa,
ditempatkan 2 spasi di bawah garis batas bawah tabel dengan cara penulisan yang
sama dengan catatan kaki dalam teks.
G. Hal-hal Lain yang Perlu Diperhatikan
2. Pedoman umum
Penulisan huruf, berbagai
jenis kata dan unsur-unsur serapan serta pemakaian/ penempatan tanda baca
hendaknya merujuk dengan cermat kepada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.
3. Kesalahan yang sering terjadi
Kesalahan yang sering terjadi dalam cara penulisan
adalah:
a. Kata
hubung seperti dengan, sehingga, sedangkan dan lain-lain
sering dipakai untuk memulai suatu kalimat, hal ini harus dihindari.
b. Kata
depan pada sering dipakai tidak pada
tempatnya, misalnya diletakkan di depan subyek sehingga merusak susunan
kalimat.
c.
Kata di mana dan
dari atau daripada kerap kali tidak tepat pemakaiannya dan diperlakukan
seperti kata where dan of dalam bahasa Inggris. Bentuk yang demikian tidak baku dan tidak dibenarkan.
H. Beberapa singkatan yang dibakukan
1. Swt.
(Subhanahu wa ta’ala)
2. Saw.
(Sallallahu alaihi wasallam)
3. A.s.
(‘Alayhi salam)
4. H.
(Hijrah)
5. M. (Miladiyah)
6. w. (wafat)
7. s. M.
(sebelum Milaiyah)
8. Q.S.
(Al-Quran Surat)
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
R.I. 1975. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Balai Pustaka, Jakarta.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin. 2002. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Makassar.
Universitas Muhammadiyah Makassar
(Unismuh-Mks). 2002. Pedoman Penulisan
Skripsi. Makassar.
Universitas Hasanuddin (UH). 2000. Pedoman
Penulisan Skripsi. UH Press. Makassar.
Universitas Negeri Makassar, 2004. Pedoman Penulisan Skripsi. UNM Press.
Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
'' TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR ANDA''
''Tassilalo Ta'rapiki T'awwa, Sipakainga Lino Lattu Akhira''