Senin, 14 Oktober 2013

Kiat Menulis

Kiat Menulis Untuk Media Massa
Kiat Muslimah - Wednesday, 03 March 2004

HARUS MEMILIKI KEINGINAN, HASRAT DAN CITA-CITA TINGGI. Tiga hal tersebut penting dimiliki oleh penulis. Awalilah kegiatan menulis dengan cita-cita atau keinginan mengamalkan ilmu. Cita-cita bijaksana ini akan membuat tulisanmu mengalir dengan lancar karena berangkat dari hati. Ingatlah, cita-cita yang besar biasanya berawal dari hal-hal yang kecil.

Kedua

NIAT. Niat adalah akar dari segala amal. Ia juga mendasari langkah-langkah yang akan kita ambil dalam menulis. Niat itu melandasi tujuan kita. Apakah kita hendak menjadi penulis terkenal, disenangi oleh para pembaca. Atau ingin menjdi penulis yang menititikberatkan pada pendidikan bagi setipa orang yang membacanya walaupun tidak begitu dikenal orang. Tanpa niat yang tulus, sulit untuk mencapai keberhasilan. Niat yang baik, hasilnya akan baik pula.

Ketiga

HARUS MEMILIKI MODAL. Bisa berbentuk materi atau keahlian. Modal utama adalah kemahiran dan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Kemahiran ini harus diuji dan dipraktekkan melalui latihan yang kontinyu yakni dengan membaca dan menulis. Banyak membaca akan melatih kemampuan bebahasa dan teknik penulisan yang benar. Serta akan mendorong kita untuk menuangkan ide atau gagasan kita ke dalam tulisan. Sedangkan modal materi tentu saja peralatan untuk menulis. Baik itu mesin ketik atau komputer, kertas, dll.

Keempat

TERUSLAH MENULIS. Tulislah apa yang ada dalam pikiran kita. Teruslah berlatih menulis dan jangan pernah berhenti. Yakinkan diri sendiri, menulis itu indah. Sebuah pekerjaan yang menyenangkan. Tulisan kita akan jadi pedoman hidup bagi pembacanya. Orang yang membacanya jadi tertarik akan bahasa, susunan kalimat dan penguraiannya. Hal itu dapat dimulai dengan menuliskan kejadian sehari-hari yang kita alami lewat buku harian.

Kelima

BERWAWASAN LUAS. Rajin membaca adalah salah satu kuncinya. Selain pengetahuan kita akan bertambah luas, آ“jendelaآ” kita pun akan semakin terbuka. Dengan wawasan yang luas, kita akan dapat menulis berbagai masalah. Seorang penyulis yang berwawasan tidak akan kehabisan ide untuk menulis.

Keenam

DISIPLIN. Bila seorang penulis ingin melihat tulisannya muncul di media massa, disiplin keta adalah salah satu kuncinya. Sempatkanlah menulis dua kali sehari, pilih waktu yang sesuai untuk kita. Berlatihlah minimal akan terasa lebih mudah. Jangan menulis kalimat yang panjang dan bertele-tele. Maksudnya agar pembaca cepat menangkap ide penulis. Disiplin ini berguna untuk mendidik dan membiasakan menulis pada waktu-waktu tertentu. Ada pula penulis yang menunggu mood datang. Jika tidak ingin
آ“diperbudakآ” oleh rasa itu, cobalah resep seorang penulis spesialis keluarga dan pernikahan ini, ia akan menulis saat tidak mood dan tidak menulis saat mood datang.

Ketujuh

HARUS TELITI DAN BERHATI-HATI. Kecerobohan adalah musuh bagi penulis. Ketelitian dan hati-hati ini tidak hanya dalam menulis, berpikir, dan membaca saja, tetapi juga ketika mengetik, mengabadikan pendapat, menulis nama orang, nama media massa, dan alamat media massa itu.

Kedelapan

TABAH MENGHADAPI KENDALA. Kendala itu kadang-kadang berawal dari diri kita sendiri maupun lingkungan di luar. Kendala dari sendiri adalah rasa malas yang luar biasa. Enggan menerima kritik dan patah arang saat tulisannya (lagi-lagi) dikembalikan. Inilah yang membuat orang malas menulis atau menjadi penulis. Penulis yang tidak tabah, jangan bercita-cita jadi penulis terkenal. Padahal sebenarnya kita tahu tidak banyak penulis di Indonesia. Penulis di media massa boleh dikatakan hanya itu-itu saja.

Kesembilan

JANGAN SUNGKAN MEMBACA ULANG HASIL TULISAN KITA. Jangan sampai saat tulisan sudah di tangan redaksi, masih ada kesalahan ketik yang mengganggu, logika tulisan yang kacau, kalimat yang tidak runut, sampai tanda baca yang salah. Kecerobohan ini yang membuat tulisa kita berakhir di tong sampah.

Ketik dengan bersih hasil editan, revisi dan koreksian kita. Bagi calon penulis atau pemula, pekerjaan mengedit ini tidak cukup sekali atau dua kali, mungkin saja empat atau lima kali. Baca sekali lagi sebelum kita yakin bahwa tulisan ini adalah tulisan terbaik yang kita hasilkan sehingga laik muat.

Kesepuluh

JANGAN SALAH ALAMAT. Sebelum menulis alamat media massa di amplop, pastikan lebih dulu ke media massa naskah atau tulisan yang akan kita kirim. Pelajari lebih dahulu media massa tersebut. Adakah rubrik tersebut di media massa itu. Pelajari juga selera atau keinginan redaksinya. Hal ini dapat dilihat dari isi media massa yang bersangkutan dengan jalan membacanya setiap kali tertib, atau untuk surat kabar selama tujuh kali penerbitan.

Kesebelas

JANGAN TUNGGU DIMUAT. Sifat jelek seorang calon penulis adalah menunggu tulisannya dimuat tanpa membuat tulisan baru. Jika mulai lelah menulis, kita bisa membaca buku untuk mencerahkan pikiran. Hendanya seorang penulis terus menulis secara kontinyu. Habis yang satu, tulis masalah lain. Jangan sampai tulisan tak kunjung dimuat, sedangkan tulisan baru tidak ada. Tulislah masalah yang baru dan kirimkan ke media massa yang berbeda.

Keduabelas

SUGESTI POSITIF. Mulai sekarang Buang Jauh-Jauh Perkataan atau kalimat,
آ“SAYA TIDAK BISA.آ” Ganti dengan kata-kata atau kalimat yang membangkitkan semangat. Kata-kata itu berguna untuk mensugesti diri. Kata-kata atau kalimat, آ“SAYA PASTI BISAآ” dapat dikatakan sebagai sugesti positif. Untuk lebih memantapkan keyakinan, tulislah dengan huruf besar-besar آ“SAYA INGIN JADI PENULISآ”. Kemudian tempelkan di kamar tidur hingga mudah dibaca setiap waktu.

Ketigabelas

HARUS MEMPUNYAI SIFAT RAJIN, TEKUN, DAN SABAR. Sifat-sifat sepert ini harus dipunyai oleh seorang penulis yang ingin maju. Rajin mengikuti perkembangan, tekun dalam berlatih, memupuk kesabaran saat tulisannya belum laik muat, serta terus menerus mencoba memperbaikinya.

Akhirnya tidak ada kata yang tepat selain, SELAMAT MENULIS. (Ummi, Edisi 4/XIV/2002)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

'' TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR ANDA''

''Tassilalo Ta'rapiki T'awwa, Sipakainga Lino Lattu Akhira''