Jumat, 17 Maret 2017

Bangga Jadi Petani Karena Makanan Dari Proses Pertanian



‘’Jangan Malu Jadi Petani
Karena Makanan Hasil Dari Proses Pertanian’’

Kadang Kala kita sebagai petani merasa minder dan tidak PD mengakui identitas diri kita, identitas yang telah melekat dan mampu melahirkan makanan atau pangan untuk orang lain. Bertemu dengan orang – orang yang berprofesi dikantoran punya jabatan dan berpangkat, kita sebagai petani merasa rendah dan malu bergaul dengan mereka.

Tentu hal itu adalah hal yang keliru dan tidak boleh diteruskan, sebab kehidupan Manusia tidak akan berlanjut tanpa adanya petani, tanpa adanya sebuah proses budidaya pertanian.
Faktanya adalah Kami petani masih bisa hidup tanpa profesi lainnya, kita mengambil perumpamaan dan kembali ke zaman dahulu, bahwa nenek moyang kita pernah hidup tanpa menjadi orang kantoran atau PNS, tetapi tanpa petani mereka juga harus berpindah – pindah tempat tinggal untuk berburu demi bertahan hidup.


Nenek moyang kita akhirnya memulai hidup dengan menetap dan bercocok tanam, hingga akhirnya hari ini kita telah mewarisi system – system pertanian tersebut untuk bertahan hidup dan melanjutkan kehidupan Manusia dipermukaan bumi ini.

‘’Petani harus bangga dengan identitas dirinya, Petani harus bangga dengan profesi yang melekat dalam dirinya, Petani adalah pahlawan pangan’’

Indonesia sebagai bangsa dengan potensi sector pertanian, Indonesia sebagai Negara Agraris, sudah selayaknya mampu keluar sebagai penghasil pangan Terbesar Dunia mampu menjadi Raksasa Pangan Dunia, hal ini dapat terwujud jika rasa bangga menjadi petani melekat dalam diri petani, dimana profesi Petani adalah profesi paling utama dan urgen dalam kehidupan manusia.
Sang Proklamator, Ir, Sukarno Pernah mengatakan bahwa berikan aku sepuluh pemuda maka akan ku guncangkan dunia, sama halnya era modern saat ini, tantangan menjadi petani begitu beratnya, cita – cita anak muda tidak banyak yang mempunyai cita – cita berprofesi sebagai petani.

Suara Sang Proklamator, adalah semangat yang harus tertanam dalam diri kita, Sepuluh Pemuda Tani akan mampu mengguncangkan Dunia Pertanian. Memajukan  dan menciptakan inovasi baru yang lebih modern buat pertanian dan mampu bersaing secara global.
Jangan Malu Jadi Petani, Karena Makanan Hasil Dari Proses Pertanian, kata – kata itu tidak bisa kita pungkiri, semua manusia tentu setuju dengan kalimat tersebut, karena seseorang yang bukan petani saja tentu masih merasakan akan nikmat dan pentingnya makanan untuk dirinya, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pertanian adalah kebutuhan hidup manusia.
Olehnya itu petani juga membutuhkan Transformasi. Agar tetap relevan dengan zaman. Agar tetap bisa terus berlari di depan para pesaing yang lebih gesit dan lebih lapar kesuksesan. Agar perubahan-perubahan di era yang ‘semuanya bergerak sangat cepat’ ini tak menggilas habis namun mengukuhkan eksistensi. 

Pertanian juga harus mampu berlari kencang atas pesaing profesi – profesi lainnya, sehingga image pertanian dapat berubah. Petani juga dituntut untuk menjadi seorang petani yang berpikir Kreatif Dan Inovatif. Mengapa? Maju mundurnya usaha pada sector pertanian akan ditentukan oleh kreativitas seorang petani karena perubahan akan terur berlanjut.
Kreativitas petani diperlukan untuk mengubah cara pengelolaan dan menghasilkan produk pertanian, seperti petani tidak hanya mengetahui cara bercocok tanam tetapi petani memahami dan mampu memasarkan hasil pertanian secara mandiri tidak bergantung kepada pengepul.
Petani harus mampu meneysuaikan diri sesuai dengan perkembangan pasar, baik mengemas hasil pertanian atau menjadikannya makanan olahan, seperti kripik ubi, kripik pisang, kripik kentang dll.

Permintaan pasar harus mampu dibaca oleh petani, seperti pasar lebih tertarik dengan hasil pertanian dengan system organic, karena kesadaran konsumen mengkonsumsi makanan – makanan yang sehat dan penuh gizi untuk kesehatan konsumen.
Petani tidak boleh jalan ditempat, bercocok tanam tanpa memahami target pasar, sebab jika hasil pertanian secara kuantitas memadai namun secara kualitas rendah otomatis pasar akan terbatas.
Hal yang di maksud adalah jika petani bertahan dengan system lama yakni bertani secara anorganik (kimia), maka target pasar bersifat terbatas, karena hanya diterima pada pasar – pasar tradisional, sehingga hasil produksi tidak bisa ditampung secara keseluruhan oleh pasar.

Antara permintaan dan  produksi tidak seimbang, yang akan mengakibatkan petani mengalami kerugian karena mau tidak mau harga akan turun. Akiabatnya biaya produksi pertanian tidak seimbang dengan penjualan hasil pertanian.
Petani harus mampu membaca permintaan pasar dan pasar membutuhkan solusi dan manfaat. Untuk itu, seorang petani dan seorang Agribisnis harus inovatif, artinya menciptakan produk yang mampu diterima oleh masyarakat (pasar). Inovasi tidak selalu harus yang wah, tetapi sejauh mana produk tersebut mampu diterima dan mampu bermanfaat,
Hal inilah yang membuat kita khususnya generasi muda harus mau terlibat dan ikut serta dalam mengembangkan kemajuan – kemajuan pada sector pertanian, sebab sector ini juga mampu menyerap tenaga kerja. Melalui sector pertanian kita tidak menjadi bagian dari kategori menganggur. 

Sector pertanian sangat besar akan potensinya karena rata – rata desa – desa yang ada di Indonesia mempunyai potensi pada sector SDA salah satunya sector pertanian.
Pertanian di era modern bukan lagi hal yang kuno, tidak menarik dan kotor, tetapi pertanian di era modern menjadi kebutuhan, dan pemerintah terus berupaya agar sector pertanian diminati, ditekuni dan dikembangkan itu terlihat dari adanya kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan pertanian salah satunya pertanian juga sudah mempunyai kompetisi pencarian DUTA PETANI MUDA. Jejaring Pengusaha Pada Sektor Pertanian atau Menjadi Agribisnis, Komunitas Berkebun, Petani Muda Orang dan masih banyak Lainnya. 

Acuan tersebut menjadi pijakan buat Sarjana untuk ‘’PULANG KAMPUNG’’, menggali potensi desanya dan berkomitmen bahwa ‘’SARJANA TIDAK MESTI JADI PNS JADI PETANI JUGA MENJANJIKAN’’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

'' TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR ANDA''

''Tassilalo Ta'rapiki T'awwa, Sipakainga Lino Lattu Akhira''