Tugas individu
Mengikuti LKM/ COACING
INSTRUKTUR
SOSIALISME DAN AGAMA
Oleh :
Jamaluddin
KELOMPOK STUDI DAN KARYA PUTRA – PUTRI BANTAENG
KOSKAR PPB
2010
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah Swt
atas segala Nikmat yang diberikan, terutama Nikmat kesehatan dan
kesempatan sehingga Makalah ini dapat diselesaikan penyusunannya.
Makalah
ini disusun sebagai suatu upaya untuk melihat
dan menerawan tentang sosialisme dan agama dalam mengenal kemandirian
Negara kesatuan Republik Indonesia.
Untuk
memudahkan pembahasan ini, materi lebih banyak diarahkan ke pembahasan mengenai
sejarah, perjalanan dan kehidupan bangsa yang sangat sederhana agar mudah
dipahami dan dibenah agar kedepannya lebih baik.
Ucapan
terima kasih atas partisipasi yang sifatnya membangun, dalam penyusunan
berikutnya yang lebih sempurna. AMIN. Makassar, juli 2010 Jamaluddin
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL
Kata Pengantar……………………………………………………………………….. i
Daftar Isi………………………………………………………………………………..
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang……………………………………………………………... 1
B. Rumusan
Masalah………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendidikan
Kaum Sosialis Indonesia……………………………………..
3
B. Dahaga
Akan Ide – Ide……………………………………………………. 3
C. Dukungan
Dana…………………………………………………………… 4
D. Sosialisme
Dan Agama – Agama…………………………………………. 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………….. 7
Daftar Pustaka……………………………………………………………………. ...........
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat ada saat ini sepenuhnya didasarkan atas
eksploitasi yang dilakukan oleh sebuah minoritas kecil penduduk, yaitu kelas
tuan tanah dan kaum kapitalis, terhadap masyarakat luas yang terdiri atas kelas
pekerja. Ini adalah sebuah masyarakat perbudakan, karena para pekerja yang
"bebas", yang sepanjang hidupnya bekerja untuk kaum kapitalis, hanya
"diberi hak" sebatas sarana subsistensinya. Hal ini dilakukan kaum
kapitalis guna keamanan dan keberlangsungan perbudakan kapitalis.
Tanpa dapat Masyarakat yang dielakkan, penindasan ekonomi terhadap
para pekerja membangkitkan dan mendorong setiap bentuk penindasan politik dan
penistaan terhadap masyarakat, menggelapkan dan mempersuram kehidupan spiritual
dan moral massa. Para pekerja bisa mengamankan lebih banyak atau lebih sedikit
kemerdekaan politik untuk memperjuangkan emansipasi ekonomi mereka, namun tak
secuil pun kemerdekaan yang akan bisa membebaskan mereka dari kemiskinan,
pengangguran, dan penindasan sampai kekuasaan dari kapital ditumbangkan. Agama
merupakan salah satu bentuk penindasan spiritual yang dimanapun ia berada,
teramat membebani masyarakat, teramat membebani dengan kebiasaan mengabdi
kepada orang lain, dengan keinginan dan isolasi. Impotensi kelas tertindas
melawan eksploitatornya membangkitkan keyakinan kepada Tuhan, jin-jin,
keajaiban serta jang sedjenisnya, sebagaimana ia dengan tak dapat disangkal
membangkitkan kepercayaan atas adanya kehidupan yang lebih baik setelah
kematian. Mereka yang hidup dan bekerja keras dalam keinginan, seluruh hidup
mereka diajari oleh agama untuk menjadi patuh dan sopan ketika di sini di atas
bumi dan menikmati harapan akan ganjaran-ganjaran surgawi. Tapi bagi mereka
yang mengabdikan dirinya pada orang lain diajarkan oleh agama untuk
mempraktekkan karitas selama ada di dunia, sehingga menawarkan jalan yang mudah
bagi mereka untuk membenarkan seluruh keberadaannya sebagai penghisap dan
menjual diri mereka sendiri dengaan tiket murah untuk menuju surga. Agama
merupakan candu bagi masyarakat. Agama merupakan suatu minuman keras spiritual,
di mana budak-budak kapital menenggelamkan bayangan manusianya dan tuntutan
mereka untuk hidup yang sedikit banyak berguna untuk manusia. Tetapi seorang
budak yang menjadi sadar akan perbudakannya dan bangkit untuk memperjuangkan
emansipasinya ternyata sudah setengah berhenti sebagai budak. Para buruh modern
yang berkesadaran-kelas, digunakan oleh industri pabrik skala besar dan
diperjelas oleh kehidupan perkotaan yang merendahkan kedudukan di samping
prasangka-prasangka religius, meninggalkan surga kepada para pastur dan borjuis
fanatik, dan mencoba meraih kehidupan yang lebih baik untuk dirinya sendiri di
atas bumi ini. sosialisme, mencatat
pengetahuan dalam perang melawan kabut agama, dan membebaskan para pekerja dari
keyakinan terhadap kehidupan sesudah mati dengan mempersatukan mereka bersama
guna memperjuangkan masa sekarang untuk kehidupan yang lebih baik di atas bumi
ini.
Agama harus dinyatakan sebagai urusan pribadi. Dalam kata-kata
inilah kaum sosialis biasa menyatakan sikapnya terhadap agama. Tetapi makna
dari kata-kata ini harus dijelaskan secara akurat untuk mencegah adanya
kesalahpahaman apapun. Kita minta agar agama dipahami sebagai sebuah persoalan
pribadi, sepanjang seperti yang diperhatikan oleh negara. Namun sama sekali
bukan berarti kita bisa memikirkan agama sepanjang seperti yang diperhatikan
oleh Partai. Sudah seharusnya agama tidak menjadi perhatian negara, dan
masyarakat religius seharusnya tidak berhubungan dengan otoritas pemerintahan.
Setiap orang sudah seharusnya bebas mutlak menentukan agama apa yang dianutnya,
atau bahkan tanpa agama sekalipun, yaitu, menjadi seorang atheis, dimana bagi
kaum sosialis, sebagai sebuah aturan. Diskriminasi diantara para warga
sehubungan dengan keyakinan agamanya sama sekali tidak dapat ditolerir. Bahkan
untuk sekedar penyebutan agama seseorang di dalam dokumen resmi tanpa ragu lagi
mesti dibatasi.
B. Rumusan Masalah
Dari Pembahsan Makalah Kami, Adapaun Rumusan Masalahnya Yaitu :
1.
Sejauh mana sosialisme menyatu
dengan agama ?
2.
Bisakah Marxisme diterapkan di
Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendidikan Kaum Sosialis Indonesia
Proses penjernihan ide-ide politik di tengah Selama lebih dari dua
tahun terakhir, kaum muda (buruh, mahasiswa, dan kaum miskin kota) di Indonesia
telah berjuang keras melawan kediktatoran Suharto dan penerusnya yaitu Jusuf
Habibie. Mereka telah berkali-kali menunjukkan keinginan mereka untuk membebaskan
diri dari penindasan dan eksploitasi kaum kapitalis. Hal ini termanifes dalam
berbagai demonstrasi massa, pemogokan, perang batu di jalanan, dan penempatan
diri secara terang-terangan menentang kekuatan militer negara dan oligarti
pusat dari Jakarta. Hal ini telah menyebabkan banyak sekali aktivis dicederai,
terbunuh, diculik, dan disiksa. Telah juga terjadi proses pematangan yang terus
menerus di antara mahasiswa-mahasiswa muda dan kaum buruh yang bergelut
mempersiapkan ide-ide dan program-program tepat untuk membawa perjuangan
tersebut melangkah lebih maju. Terbentuknya begitu banyak komite,
kelompok-kelompok buruh, forum-forum, front, dan partai-partai, di tahun-tahun
belakangan ini cukup dapat mengilustrasikannya. situasi ini digambarkan oleh
sebuah koran di Indonesia sebagai "musim semi bagi ide-ide kiri".
Para mahasiswa yang terbaik juga telah mengarahkan usaha mereka
untuk mengorganisir buruh, kaum tani, dan kaum miskin kota. Pengalaman ini
mulai membawa pelajaran pada beberapa grup pemuda bahwa kekuatan untuk
mengalahkan rezim dan untuk merubah masyarakat terletak di tangan perkasa 90
juta kelas buruh di Indonesia dalam aliansinya dengan kaum petani miskin. Para
mahasiswa hanya dapat memainkan satu peran penting dalam pergerakan tetapi
dengan usaha mereka sendiri mereka telah tidak mampu menjalankan tuntutan
mereka, seperti contohnya penghapusan dwi fungsi angkatan bersenjata. Para
mahasiswa haruslah menyadari pentingnya bergabung dengan kaum buruh dan
menempatkan diri mereka sebagai sayap pemuda dari gerakan buruh. Hal itu akan
mempercepat kaum pemuda.
B. Dahaga Akan Ide – Ide
Tidak diragukan lagi bahwa di Indonesia, ketertarikan pada marxisme
begitu besar. Adalah hal vital bagi para aktivis di Indonesia untuk mempelajari
Marxisme secara sistematis. Namun, hal ini harus tidak dilakukan dalam cara
yang abstrak dan akademis sifatnya. Mempelajari teori haruslah digabungkan
dengan parisipasi aktiv dalam proses perjuangan kelas.
Pengalaman esensial dari kelas buruh yang membentuk seluruh cara
pandang mereka adalah pengalaman tereksploitasi dari hari ke hari di tempat
kerja mereka di bawah telapak kaki majikan. Dengan berpartisipasi dalam
kehidupan yang nyata, dalam perjuangan, dan dalam organisasi para buruh, para
mahasiswa akan mengembangkan kapasitas revolusioner mereka hingga maksimal. Di
saat yang bersamaan, mereka akan melihat dengan lebih kongkrit bagaimana sistem
Dwi Fungsi ABRI, KKN, dan penindasan politik itu jalin menjalin dengan
kapitalisme sendiri dan bahwa kemiskinan, pengangguran, dll., hanya dapat
diselesaikan di atas basis suatu perekonomian yang direncanakan dan
dinasionalisasikan di bawah kontrol dan manajemen demokratis yang dilakukan
oleh para buruh sendiri. Hal ini akan membantu para mahasiswa untuk mengerti
perjuangan demi demokrasi sebagai satu elemen - satu elemen sentral - dari
sebuah program kaum sosialis terhadap terjadinya revolusi.
Apa yang disebut sebagai era "reformasi", yang kini
memasuki babakan baru dengan pemerintahan "Persatuan Nasional" baru
di bawah pimpinan Gus Dur dan Megawati, sekarang telah menempatkan berbagai
tantangan baru pula bagi gerakan. Pemerintahan memang telah berganti, tetapi
rezim secara luas tetap tak tersentuh. Reformasi-reformasi politik yang berasal
dari atas ditujukan untuk menghalangi terjadinya gerakan revolusioner yang
didorong dari bawah. Tetapi demokrasi di bawah sebuah sistem kapitalis yang
tengah berada dalam krisis hanya bisa menjadi sebuah lelucon garing. Sistem
parlementer kaum borjuis dengan elemen-elemen aturan otoritarian yang kuat
hanya akan selalu sangat labil di Indonesia. Tuntutan-tuntutan tidak adil di
dalam resep-resep yang diajukan IMF untuk mengembalikan batas-batas profit bagi
kaum kapitalis lokal dan internasional tak terelakkan akan mendorong terjadinya
reaksi massa yang dengannya rezim jadi harus bersandar pada angkatan bersenjata
yang kokoh dan lain-lain mesin represif yang dimiliki negara. Indonesia adalah
satu dari mata rantai terlemah dari kapitalisme di Asia Tenggara. Negeri ini
akan berulang kali mengalami krisis. Perjuangan, dengan begitu, baru saja
dimulai. Massa tidak akan menunggu terlalu lama bagi pemerintahan yang baru ini
untuk mewujudkan janji-janjinya akan perubahan.
Untuk membantu generasi muda aktivis di Indonesia agar dapat
menyelesaikan perjuangan tersebut dengan kemenangan gemilang, diperlukan adanya
pemahaman yang jelas dan mendalam atas teori-teori Marxis, metoda-metodanya,
program, strategi, dan taktik.
Begitu banyak karya-karya Marxis yang tidak tersedia dalam bahasa
Indonesia untuk keperluan para aktivis tersebut. Program Pendidikan kaum
Sosialis Indonesia, sebuah platform kolaborasi antara pemuda-pemuda sosialis
Indonesia dan Eropa dan anggota-anggota serikat buruh dimaksudkan untuk menutup
jurang ini. Kami berniat menghimbau siapa saja yang dapat membantu kami dalam
melaksanakan tugas mempersenjatai secara politis generasi aktivis ini, sudilah
mengontak kami untuk kerja-kerja penerjemahan dan editing (dari Bahasa Inggris
ke dalam Bahasa Indonesia) serta dukungan dana yang diperlukan.
C. Dukungan Dana
Dokumen yang paling baru yang diterbitkan dalam Bahasa Indonesia
bisa jadi adalah satu-satunya analisis marxis modern mengenai keadaan ekonomi
dunia yang tersedia bagi para aktivis di Indonesia sejak bertahun-tahun
lamanya.) Dokumen tersebut telah didistribusikan melalui mailing list dan
jaringan kerja lainnya di internet. Namun kita dihadapkan dengan tuntutan keras
atas adanya versi cetakan darinya. Sementara, pencetakan dokumen ataupun foto
kopi terhadapnya masih sangat mahal bagi para aktivis di Indonesia, dan hanya
sedikit sekali dari mereka yang memiliki akses ke internet ataupun bisa
membayarnya. Demikianlah mengapa kami memutuskan untuk menyusun makalah ini ,
supaya ia dapat mencapai lapisan yang lebih luas di kalangan aktivis, terutama
mereka yang berada dalam gerakan kaum buruh dan petani miskin.
D. Sosialisme Dan Agama
Sepanjang yang diperhatikan kaum sosialis proletariat, agama
bukanlah sebuah persoalan pribadi. Partai kita adalah sebuah asosiasi dari para
pejuang maju yang berkesadaran kelas, yang bertujuan untuk emansipasi kelas
pekerja. Sebuah asosiasi seperti itu tidak dapat dan tidak seharusnya
mengabaikan adanya kekurangan kesadaran- kelas, ketidaktahuan atau
obscurantisme (isme kekaburan, ketidakjelasan) dalam bentuk keyakinan-keyakinan
agama. Kita menuntut pembinasaan sepenuhnya terhadap Gereja dan dengannya mampu
menerangi kabut religius yang begitu ideologis dan dengan sendirinya senjata
ideologis, dengan sarana pers kita dan melalui kata dari mulut. Namun kita
mendirikan asosiasi kita, Partai Buruh Sosial-Demokrat Rusia, tepatnya untuk
sebuah perjuangan melawan setiap agama yang menina bobokan para pekerja. Dan bagi
kita perjuangan ideologi bukan sebuah urusan pribadi, namun persoalan seluruh
Partai, seluruh proletariat. Jika memang demikian, mengapa kita tidak
menyatakan dalam Program kita bahwa kita adalah atheis? Mengapa kita tidak
melarang orang-orang Kristen dan para penganut agama Tuhan lainnya untuk
bergabung dalam partai kita? Jawaban terhadap pertanyaan ini akan memberikan
penjelasan tentang perbedaan yang cukup penting dalah hal persoalan agama yang
ditampilkan oleh para demokrat borjuis dan kaum Sosial-Demokrat.
Program kita keseluruhannya berdasar pada cara pandang yang ilmiah,
dan lebih jauh materialistik. Oleh karenanya, sebuah penjelasan mengenai
program kita secara amat perlu haruslah memasukkan sebuah penjelasan tentang
akar-akar historis dan ekonomis yang sesungguhnya dari kabut agama. Propaganda
kita perlu memasukkan propaganda tentang atheisme; publikasi literatur ilmiah
yang sesuai --dimana pemerintah feodal otokratis hingga saat ini telah melarang
dan menyiksa-- yang pada saat ini harus membentuk satu bidang dari kerja partai
kita. Kita sekarang mungkin harus mengikuti nasehat yang diberikan Engels
kepada kaum Sosialis Jerman: menterjemahkan dan menyebarkan literatur
intelektual Pencerahan Perancis abad ke-18 dan kaum atheis Namun bagaimanapun juga
kita tidak boleh dan tidak patut untuk jatuh dalam kesalahan menempatkan
persoalan agama ke dalam sebuah abstrak, kebiasaan jang idealistik, sebagai
sebuah masalah "intelektual" yang tak berhubungan dengan perjuangan
kelas, seperti yang tidak jarang dilakukan oleh kaum demokrat-radikal yang ada
di antara kaum borjuis. Tentulah bodoh untuk berpikir bahwa, dalam sebuah
masyarakat yang berdasar pada penindasan tanpa akhir dan merendahkan massa
pekerja, prasangka-prasangka agama bisa disingkirkan hanya melalui metode
propaganda melulu. Inilah kesempitan cara berpikir borjuis yang lupa bahwa
beban agama yanng memberati kehidupann manusia sebenarnya tak lebih adalah
sebuah produk dan refleksi beban ekonomi yang ada di dalam masyarakat. Tak
satupun dari famplet khotbah, berabapun jumlahnya, dapat memberi pencerahan
pada kaum proletariat, jika ia tidak dicerahkan dengan perjuangannya sendiri
melawan kekuatan gelap dari kapitalisme. Persatuan dalam perjuangan
revolusioner yang sesungguhnya dari kelas kaum tertindas untuk menciptakan
sebuah sorgaloka di bumi, lebih penting bagi kita ketimbang kesatuan opini
proletariat di taman firdaus surga. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa kita
tidak dan tidak akan menyatakan atheisme dalam program kita, itulah mengapa
kita tidak akan dan tidak akan melarang kaum proletariat yang tetap memelihara
sisa-sisa prasangka lama untuk menggabungkan diri mereka dengan Partai kita.
Kita akan selalu mengkhotbahkan cara pandang ilmiah, dan hal itu essensial bagi
kita untuk memerangi ketidakkonsistenan dari berbagai aliran
"Nasrani". Namun bukan berarti bahwa pada akhirnya persoalan agama
akan dikembangkan menjadi persoalan utama, sementara hal itu sudah tidak
dipersoalkan lagi, atau bukan pula berarti bahwa kita akan membiarkan semua
kekuatan dari perjuangan ekonomi dan politik revolusioner yang sesungguhnya
untuk dipilah-pilah mengikuti opini tingkat ketiga ataupun ide-ide yang tidak
masuk akal. Karena hal ini akan segera kehilangan semua arti penting
politisnya, segera akan disapubersih sebagai sampah oleh perkembangan ekonomi.
Dimanapun kaum borjuis reaksioner hanya memperhatikan dirinya
sendiri, dan sekarang sudah mulai memperhatikan dirinya di Rusia, dengan
menggerakkan perselisihan agama --karenanya dalam rangka membelokkan perhatian
massa dari problem-problem ekonomi dan politik yang demikian penting dan
fundamental, pada saat ini diselesaikan dalam praktek oleh semua proletariat
Rusia yang bersatu dalam perjuangan revolusioner. Kebijaksanaan revolusioner
yang memecahbelahkan kekuatan kaum proletariat, dimana pada saat ini
manifestasinya muncul dalam program Black-Hundred, mungkin besok akan menyusun
bentuk-bentuk yang lebih subtil. Kita, pada setiap tingkat, akan melawannya
dengan tenang, secara konsisten dan sabar berkhotbah tentang solidaritas
proletarian dan cara pandang ilmiah --seorang pengkhotbah yang asing pada
apapun hasutan-hasutan perbedaan sekunder.
Kaum proletariat reevolusioner akan berhasil dalam membentuk agama
menjadi benar-benar urusan pribadi, sejauh yang diperhatikan oleh Negara
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam menyusung Tema besar Agama dan kemasyarakatan,
dengan bembedah akar kelahiran agama , melukiskan bahwa agama dan masyarakat
laksana blangkon yang sisi depan dengan sisi belakangnya saling berbeda, namun
tidak bisa dipisahkan . Agama adalah Dimensi Suprarasional yang memanusiawi
yang interen dengan eksistensi manusia, dizaman dan kawasan apapun.
Ketika kita
bergerak dari kelas – kelas yang dikarakterisasikan oleh tingkat sosial dan hak
ekonomi tinggi, maka kita akan menemukan suatu peningkatan yang jelas di dalam
perbedaan sikap – sikap religius.
Hukum dan agama dalam masyarakat mengandung makna yang sangat dalam, jika agama diserang maka
ini berarti hukum dirampas. Adapun tentang hukum agama antara lain adalah:
1.
Hukum keTUHANan menggambarkan
suatu usaha untuk merasionalisasi kehidupan didunia.
2.
Hukum keTUHANan adalah
aturan-aturan tentang kewajiban yang akan membantu menunjukkan jalan yang benar
(syariah) .
3.
Hukum keTUHANan bersifat bebas, manusia punya hak
untuk memilih.
Negara kesatuan republik Indonesia adalah bangsa yang
sedang berkembang, dan rupanya aturan semacam itu lebih ditempatkan sebagai
bagian dari hukum kesusilaan. Lain halnya dengan bangsa-bangsa yang sudah maju,
aturan-aturan tersebut lebih dianggap sebagai suatu system yang lengkap. Namun,
karena beberapa bangsa itu hidup secara berdampingan dengan bangsa-bangsa lain
sebagai tetangga, maka muncullah kewajiban – kewajiban tertentu yang diatur
menurut dan hukum dan aturan-aturan
kesusilaan yang disepakati bersama oleh semua bangsa. Lambat – laun.
Daftar Pustaka
Teori sosial dan kritis oleh :Ben Agger ,penrjemah
nurhadi pencetak kreasi
wacana
yokjakarta 2003.
Teori sosial postmoderen oleh:George Riszer
yokjakarta 2004.s
Islam Agama Perang.oleh: Madjid khadduri, yokjakarta
2004.
Sosilogi Agama, oleh: Max Weber,
Yokjakarta ,
penerbit 2002
cetakan kedua .
Revulusi dan sosialisme oleh : Karl Marx yokjakarta
,September 2004.
cetakan
pertama dan kedua,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
'' TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR ANDA''
''Tassilalo Ta'rapiki T'awwa, Sipakainga Lino Lattu Akhira''