Rabu, 09 Januari 2013

WAJAH BILI - BILI YANG DI BERITAKAN



  
             Hari Selasa Pukul 14-00 atau kurang lebih jam Dua – an , saya berangkat dari rumah di Sungguminasa Kab. Gowa menuju Kampung Halaman, kami berangkat bersama 3 orang sebutlah Rudi ( Adik saya ) dan Ido’ ( Adik dari kakak Ipar saya ).  Sepanjang perjalanan sebelum sampai di Bili – bili kami hanya membahas soal jalan dan bendungan yang selama ini di beritakan bahwa Bili – bili akan jebol atau masyarakat tidak bisa melintas karena jalan retak dan parah. Dari info inilah akhirnya niat dalam hati untuk melihat secara langsung akan kondisi bili - bili yang sebenarnya ada dalam hati. Sudah beberapa hari mulai dari awal Tahun baru sudah di beritakan akan kondisi Bili – bili barulah tanggal  08 – 01 – 2013 kemarin saya bisa melihat secara langsung Fenomena alam ini. Itu semua karena kesibukan Kuliah di PPs Umi Makassar.

                Sepanjang perjalanan juga kami sempat berpapasan dengan Mobil Tagana ( Taruna Siaga Bencana ), sayapun sempat membahasnya, kalau Tagana ini selalu siap siaga kalau ada bencana alam sesuai dengan namanya. Singkat cerita dalam perjalanan akhirnya kamipun sampai seperti terlihat di Foto, 
itulah kondisi saat saya melintas. Kondisi yang ada adalah jalur yang di gunakan pengguna jalan haruslah bergantian melintas, karena hampir separuh jalan terbawa longsor dan separuhnya lagi masih seperti sebelumnya masih bisa di gunakan oleh pengguna jalan.Yang perlu  di garis bawahi bersama hanyalah Mobil Besar ( Fuso ) atau mobil 10 roda yang tidak di biarkan melintas, itu karena di takutkan akan membuat tambah parah retak atau longsornya jalan ini. Karena mobil Fuso ini terbilang mobil yang berat jika membawa muatan.
 Apa yang selama ini saya dengar membuat saya penasaran akan hal tersebut, sehingga setelah saya melihat secara langsung dapat saya simpulkan tidak separah berita yang pernah saya dengar dan di infokan oleh  orang – orang yang pernah melintas disana, hanya mungkin akan berbeda memang dengan kondisi normal dari sebelumnya selama musim kemarau dan setelah retaknya jalan Bili – bili ini. 
Bahasa yang tepat untuk wajah Bili – bili sekarang adalah jalan masih tetap bisa di lintasi dan proses perbaikan untuk kondisi normalnya kembali sementara dalam perbaikan.
 Banyak juga orang – orang yang peduli akan kondisi  dan keselamatan pengguna jalan,  mereka rela berdiri di ujung titik satu dan ujung titik dua dari longsor jalan tersebut untuk memberikan arahan kepada pengguna jalan untuk di biarkan melintas.


 Titik Longsor ini berada sebelum  Bendungan Bili - Bili, tidak jauh dari bendungan Bili – bili tersebut, kondisi air bendungan bili – bili juga dapat di gambarkan bahwa kondisi air memang berbeda dari musim kemarau tahun 2012 lalu, Logikanya karena awal tahun 2013 sudah mulai masuk musim hujan sehingga wajar dan seharusnya kondisi waduk atau suatu bendungan akan naik.
Menurut penulis ini wajar karena sekarang adalah musimnya, ( musim Hujan ), sehingga air akan tergenang dan mengalir ke bendungan ini dan akhirnya di anggap tinggi  dan rawan oleh mata dan cara pandang yang berbeda. Masyarakat Makassarpun selalu Was – was jika mendengar bendungan bili – bili akan jebol, karena di anggap akan  meluluh – lantahkan Makassar karena Makassar akan Sunami.
Lagi – lagi teringat oleh Visi Makassar yaitu Makassar menuju Kota Dunia tahun 2025 . Semoga Visi itu mampu dan bisa menjauhkan hal – hal yang tidak di inginkan. Amin....

Demikialah perjalanan kami, semoga bisa menjadi bahan informasi dan terima kasih...!!!

2 komentar:

  1. Tuntas saya membacanya.

    Musibah maupun bencana berpotensi terjadi di manasaja,

    penting kiranya kita waspada terhadap semua itu.

    Oya, kalo kembali kesungguminasa, jangan lupa sebiji tomat, kol, sawi, buncis masing-masing sebuah. hehehe,

    salama'ki


    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih banyak yang tertinggal dari pulang kampung singkat saya. karena pada saat saya posting ini, saya sudah ada di sungguminasa kembali.

      Yang tertinggal di antaranya ada beberapa titik longsor hingga akhirnya sampai di Malino. dan yang membuat aktifitas terganggu adalah penerang. Alias listrik mulai dari Bili - bili sampai kampung tidak menyala...

      Hapus

'' TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR ANDA''

''Tassilalo Ta'rapiki T'awwa, Sipakainga Lino Lattu Akhira''