Antara berkah dan musibah ini akan coba saya imajinasikan
dalam pikiran saya pada hari ini.
Ini
adalah realita yang terjadi setiap tahunnya, di seluruh tanah air Indonesia,
sebelum lebih jauh membahas antara berkah dan Musibah ini, mungkin akan lebih afdol
‘’katanya’’ jika kita sama – sama menimbulkan
satu pertanyaan :
Kapan
Hujan jadi berkah dan kapan jadi
Musibah...???
Hal
yang penting juga di lihat adalah lokasi yang menjadi tempat tinggal
masyarakat, karena 2 tempat yang akan menjadi bahan kajian kita bersama...
‘’Pertama’’.....
Orang Desa akan merasa bersyukur berkat turunnya hujan akibat
dari Pasca musim kemarau, karena
dengan turunnya hujan setiap hari akan menjadikan produktifitas keseharian
mereka lebih bertambah. Masyarakat di pedesaan menjadikan moment musim hujan
sebagai waktu untuk bercocok tanam. Banyak hal dan jenis yang bisa di tanam
oleh masyarakat desa jika musim hujan datang. Ini berarti hujan di anggap
berkah bagi petani di desa
Berbeda
dan ini yang Ke ‘’Dua’’
Mayarakat yang ada di perkotaan musim hujan atau hujan setiap hari membuat
aktifitas mereka tertunda, dan ini di anggap sebagai penghalang aktifitas
mereka. Di Tambah masyarakat yang mata pencaharianya sebagai seorang pedagang kaki lima akan
mengurangi penghasilannya.
Beberapa
faktor juga kenapa Hujan di anggap malapetaka karena adanya beberapa titik (
lokasi ) yang langganan dengan banjir sehingga setiap tahunnya mereka harus
mengungsi atau di ungsikan oleh keterpakasaan karena banjir.
Di beritakan juga oleh media bahwa jika banjir terjadi di
kota Metropolitan maka kerugian Negara mengalami kerungian yang terbilang
besar, ini karena aktifitas perputaran ekonomi tertunda.
‘’Namun
wacana hanya sebatas wacana’’
Sebab
kesimpulanya ada di tangan kita masing – masing :
Antara
berkah dan musibah tergantung dari cara dan sikap kita menyikapinya, apakah
kita sebagai orang yang hidup di desa yang bersyukur dan memaknai secara
positif akan musim hujan dan/ atau kita
sebagai orang desa yang tinggal di Kota merasakan Malapetaka Karena hujan
sebagai penghambat aktifitas...
‘’Intinya tetap bersyukur dengan
apa yang ada’’
kalu Q menanggapinya bahwa musibah maupun bencana ini adalah teguran (agar manusia tidak melampaui batas dalam memanfaatkan sumber daya alam) sekaligus sebagai peringatan (untuk manusia agar kembali beramal bakti sesuai dengan kadar yang telah ditetapkan dalam hukum islam)
BalasHapusInilah yang kemudian perlu di pikir dan di bahas lebih dalam lagi, Apakah Hujan memang sebenarnya Anugrah atau memang Bencana...???
HapusMungkin Obat Herbal,
BalasHapustelur sama madu yang kita butuhkan,
untuk Membahas soal Hujan ini...
hehehe...
Karena sekarang memang sudah waktu dan Musimnya.
Obat Herbal itu untuk menjaga ketahanan tubuh untuk mengungsi dari banjir....
Dan tetap tawakkal sama Tuhan yang Maha Kuasa, atas evaluasi kejadian banjir, karena banjir mungkin terjadi akibat kelalaian kita sendiri, seperti membuang samppah sembarangan sehingga renase atau kanal - kanal tersumbat...
kalo begitu, bagilah telur alami dari Kanreapia. hehehe,
BalasHapusjangan lupa madunya juga
tidak ada musibah melainkan manusia sendiri yang mencarinya. pesan dari Bung Haris yang juga didapatnya dari guru Spiritualnya.
BalasHapusKapan kita serah terimanya Bang Haris,
BalasHapustelur sama Madunya...
Hehehe...
sedikit bercanda...
kak Aswita,
BalasHapussemoga Bang Haris Mau berbagi ILmu...
hehehe...
lebih cepat lebih baik. hehehe,
BalasHapusItu kutipan Pak Jeka,
Hapuskalau tidak salah....
namun saya tetap sepakat, untuk apa menunda kalau kesempatan sudah di depan mata...
hehehe...
ky"x sdh lari dari pembahasan inti...