Selasa, 27 Januari 2015

PUPUK SUBSIDI



Agenda ''LEGA''
 

Agenda ''LEGA'' hari ini adalah bertemu dengan Direktur Holding Company,
( Perusda ) Kab. Gowa.
Di temui dirungannya akhirnya kami dapat bertemu dengan DIREKTUR Holding Company untuk membahas mengenai Prosedur Pupuk Subsidi (Urea pupuk kaltim). Prosedur dan harga menjadi pembahasan utama, karena melihat pupuk ini sudah di subsidi oleh pemerintah, banyak anggaran yang dikeluarkan, sehingga ''LEGA'' ingin mengetahui langsung dari perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mengatur kebutuhan pupuk subsidi kepada para petani.
Menjadi agen atau pengecer-pun sempat kami tanyakan baik syarat atau prosedur itu melalui mekanisme  banyak panjang dan pengawasan akan pupuk subsidi sangat ketat. (tutur Direktur Perusda)


Kelangkaan pupukpun kami tanyakan kepada salah seorang yang kami tidak sempat tanyakan nama dan jabatannya di Perusda, beliau mengatakan bahwa sebenarnya stock pupuk bukan langka, namun kadang persoalan prosedur dan administrasi saja yang menjadi lambat dan akhirnya stock untuk sampai kepetani ikut lambat.
Asumsi LEGA bahwa hal tersebut  bisa saja diakibatkan oleh panjangnya rantai subsidi pupuk dari produsen hingga sampai ke petani dan juga bisa menjadi ruang bagi mafia pupuk untuk mendistorsikan anggaran subsidi pupuk yang disediakanolehpemerintah.
Di kutip dari penjelasan hasil analisis KAI, Setyo menjabarkan, ada lima tahap, rantai pupuk bersubsidi sebelum sampai ke tangan petani .
1.     Dari pabrik
2.     Intitusi khusus
3.     Gudang produksi
4.     Distributor
5.     Petani.
Sehingga subsidi kepada produsen (pupuk) telah memicu praktik kecurangan dan distorsi (harga). Harga pupuk subsidi di bawah harga pasar menjadi ajang penyelewengan, penimbunan serta spekulasi.
Inilah yang menjadi bahan pertimbangan “LEGA’’ menemui Direktur Holding Compeny kab. Gowa, melihat anggaran subsidi pupuk pada RAPBN 2015 yang jumlahnya mencapai 35,7 triliun, Sehingga LEGA tidak ingin dana subsidi  dari pemerintah  di anggarkan sia-sia, hanya dimanfaatkan oleh mafia pupuk, karena mereka memaingkan harga melampaui HARGA ECERAN TERTINGGI (HET). 
 
 Semoga Kesedehanaan Tulisan ini mampu membuat kita menjadi salah satu pengontrol akan pupuk Subsidi. Terima Kasih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

'' TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR ANDA''

''Tassilalo Ta'rapiki T'awwa, Sipakainga Lino Lattu Akhira''