Hari Selasa 16 Oktober 2012
lalu, saya bertemu dengan anak-anak muda Partai Golkar. Mereka adalah pimpinan
organisasi kepemudaan di Partai Golkar, anggota DPR, dan anak-muda lainnya.
Saya menerima mereka di kantor saya di Bakrie Tower, Kawasan Epicentrum, Kuningan,
Jakarta.
Silaturahmi
ini bagi saya penting, karena pertama saya sangat suka dan kagum dengan anak
muda. Kedua, ini juga akan menjawab isu-isu miring bahwa Partai Golkar atau
saya akan ditinggalkan oleh kader mudanya. Selain itu, juga menjadi ajang untuk
mendengar masukan dan memahami pandangan elemen muda partai ini.
Dalam
kesempatan itu, kita membahas seputar proses regenerasi. Ini isu penting yang
sempat ramai menjadi berita beberapa waktu lalu. Saya katakan dalam kesempatan
itu, regenerasi bagi partai politik, termasuk Partai Golkar merupakan satu
keniscayaan. Salah satu ciri keberhasilan suatu partai politik adalah ketika
kaderisasi dan regenerasi berjalan baik.
Sebagai
generasi penerus bangsa, Partai Golkar memberikan apresiasi agar pemuda bisa
meneruskan proses regenerasi ini. Namun sebuah regenerasi harus berjalan secara
natural. Regenerasi itu bukan diberikan begitu saja, tetapi anak muda harus
merebutnya.
Proses
regenerasi itu harus direbut dengan prestasi. Proses itu harus dilalui di
seluruh tempat kita berkarya, dia tidak bisa diberikan tanpa proses. Anak muda
tidak boleh manja dan meminta saja, namun harus bekerja dan mendorong proses
regenerasi itu dengan prestasi. Saya merasa senang politisi muda Partai Golkar
menjalani proses itu.
Dalam
kesempatan itu juga disinggung masalah kuota 30 persen pencalegan untuk anak
muda atau affirmative action 30 persen untuk anak muda. Untuk hal
ini saya setuju sekali, jangankan 30 persen, kalau bisa anak muda 60 persen
juga akan lebih baik. Sama halnya dengan kuota perempuan, yang juga sangat
diperhatian dengan baik oleh Partai Golkar.
Namun
sekali lagi, posisi itu dilihat dari prestasi. Di Partai Golkar semua diukur
dari kinerja dan prestasi. Kita harus objektif. Ini penting, karena inilah yang
membuat partai ini tetap kuat dan kokoh sebagai partai kader.
Makanya
dalam pencalegan, tidak bisa anak muda harus otomatis diberi nomor urut satu
misalnya. Nomor urut satu bukanlah sesuatu yang diberikan begitu saja, hanya
karena yang bersangkutan adalah kader muda dan perempuan. Nomor urut itu harus
didapat melalui prestasi, komitmen, dan integritas tinggi. Di sini anak muda
punya kesempatan yang sama dengan kader lainnya.
Soal
caleg kita tidak bisa main-main. Karena kita memiliki target untuk memenangkan
pemilu dengan 35 persen suara. Untuk itu, kita butuh caleg-caleg yang kapabel,
berprestasi, dan mau bekerja untuk rakyat, sehingga akan dipilih oleh rakyat.
Partai sangat berhati-hati mengenai hal ini. Siapa yang berprestasi dan bekerja
untuk rakyat akan memenangkannya, tak peduli itu anak muda, perempuan, maupun
kader lainnya.
Sebagai
orang yang percaya dan kagum dengan anak muda, saya yakin anak muda di Partai
Golkar mampu bersaing dan berprestasi. Bagi saya, peran generasi muda sangat
strategis di pemilu mendatang. Di Pemilu 2014 nanti jumlah para pemilih pemula
yang sangat potensial. Di sini, kader muda memiliki kelebihan untuk mengambil
hati mereka.
Apalagi,
dalam survei yang digelar partai lain; PDI Perjuangan bekerjasama dengan Indo
Barometer baru-baru ini menyebutkan bahwa mayoritas anak muda di bawah 30 tahun
menyukai Partai Golkar. Dalam survei tersebut, Golkar mendapatkan 16,8 persen,
kemudian PDI-P dengan 13,7 persen, dan Gerindra, 9,8 persen. Ini tentu sebuah
peluang yang harus dimanfaatkan dan dipertahankan sampai hari H pemilu
mendatang.
Partai
Golkar sangat menghargai dan berharap kepada anak mudanya. Karena di tangan
mereka inilah masa depan partai berada.
Biodata :
Nama
Lengkap : Aburizal
Bakrie
Alias : Ical | Aburizal | Bakrie
Profesi : -
Agama : Islam
Tanggal Lahir : Jumat, 15 November 1946
Zodiac : Scorpion
Warga Negara : Indonesia
KARIR
·
Ketua Umum DPP Partai GOLKAR (2009 - 2014)
·
Anggota Dewan Penasehat DPP Partai GOLKAR (2004 - 2009)
·
Anggota Dewan Pakar ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) (2000 –
2005)
·
Presiden Asean Chamber of Commerce & Industry (1996 – 1998)
·
International Councellor Asia Society (1996 – 1997)
·
Ketua Umum KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) selama 2 periode
(1994 - 2004)
·
Anggota Dewan Penasehat, International Finance Corporation (1993 – 1995)
·
Komisaris Utama/Chairman, Kelompok Usaha Bakrie (1992-2004)
·
Presiden ASEAN Business Forum selama 2 periode (1991 – 1995)
·
Wakil Ketua Umum, KADIN Bidang Industri dan Industri Kecil (1988 – 1993)
·
anggota MPR-RI selama 2 periode (1988 - 1998)
·
Wakil Ketua, Asosiasi Kerjasama Bisnis Indonesia – Australia (1984 – 1988)
·
Ketua Umum, HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (1977 – 1979)
·
Ketua Umum, Gabungan Pabrik Pipa Baja Seluruh Indonesia (1976 – 1989)
·
Ketua Departemen Perdagangan HIPMI (1975)
·
Wakil Ketua Departemen Perdagangan HIPMI (1973 – 1975)
PENGHARGAAN
·
Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Ical menduduki peringkat
ke-30 dengan total kekayaan US$ 890 juta. Jika dibanding tahun 2010, peringkat
Ical turun cukup drastis dari peringkat 10 ke peringkat 30.
·
1997 Penghargaan “ASEAN Business Person of the Year” dari the ASEAN
BusinessForum
·
1995 Pengharagaan “Businessman of the Year” dari Harian Republika
·
1986 Penghargaan “The Outstanding Young People of the World” dari the
Junior Chamber of Commerce
Sumber : Abu Rizal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
'' TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR ANDA''
''Tassilalo Ta'rapiki T'awwa, Sipakainga Lino Lattu Akhira''