Kamis, 17 Oktober 2013

Petani dan Pelajar

Menjadi Pelajar dan menjadi Petani
Sangat mengasikkan jika kita mampu menjadi seorang pelajar sekaligus menjadi seorang petani, dua pekerjaan yang asik dan jarang ada yang meminati antara ke duanya. Belajar dari seorang senior yang berdomisili di kab. Bantaeng  yaitu Kanda Firdaus atau akrap di sapa kak Daus. Beliau sosok yang sederhana, santun dan berwibawa.
Kesederhanaan kak Daus mampu menjadikannya sebagai sosok tauladan di mata kami. Beliau berbeda dengan senior – senior yang lain. Kak Daus di samping sebagai seorang Mahasiswa di Salah satu Kampus di Makassar, yaitu di Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia beliau juga sebagai seorang petani di Kab. Bantaeng.
Sosok kak Daus inilah yang seharusnya kita jadikan sebagai contoh bahwa menjadi seorang pelajar atau mahasiswa, tak mengharuskan kita malu – malu menjadi seorang petani.
Bertani sekaligus menjadi seorang Mahasiswa membuat saya bangga, karena punya ciri khas sendiri. Hal ini juga di sebutkan oleh sahabat saya, Abdul Haris Mubarak dalam salah satu tulisannya :  
kusempatkan diri berkunjung ke kebun. Kebun kan identik dengan tanaman dan pekerjanya disebut sebagai petani. Tapi untuk saya tidak demikian, saya hanya keluarga petani, punya beberapa petak kebun dan sawah serta hanya hobby berkebun (bukan pekerjaan tetap atau rutinitas saya).
Menjadi Pelajar dan menjadi Petani, asik jika kita mampu memaknai hal tersebut sebagai rutinitas yang kita jadikan sebagai hobby. Anehnya banyak di antara petani berfikir bahwa percuma berpendidikan yang tinggi atau sampai menjadi seorang sarjana, jika hanya menjadi seorang petani
Hal tersebut haruslah kita ubah, karena petani juga membutuhkan sklil, pengetahuan dan pengalaman, supaya tingkat kesejahteraan lebih maju.
Salam Pendidikan dan salam Pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

'' TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR ANDA''

''Tassilalo Ta'rapiki T'awwa, Sipakainga Lino Lattu Akhira''