Menjadi Pelajar dan menjadi Petani
Sangat mengasikkan jika kita mampu menjadi seorang pelajar sekaligus menjadi
seorang petani, dua
pekerjaan yang asik dan jarang ada yang meminati antara ke duanya. Belajar dari
seorang senior yang berdomisili di kab. Bantaeng yaitu Kanda Firdaus atau akrap di
sapa kak Daus. Beliau sosok yang sederhana, santun dan berwibawa.
Kesederhanaan kak Daus mampu menjadikannya sebagai sosok
tauladan di mata kami. Beliau berbeda dengan senior – senior yang lain. Kak
Daus di samping sebagai seorang Mahasiswa di Salah satu Kampus di Makassar,
yaitu di Pascasarjana
Universitas Muslim Indonesia beliau juga sebagai seorang petani di Kab. Bantaeng.
Sosok kak Daus inilah yang seharusnya kita jadikan
sebagai contoh bahwa menjadi seorang pelajar atau mahasiswa, tak mengharuskan
kita malu – malu menjadi seorang petani.
Bertani sekaligus menjadi seorang Mahasiswa membuat saya
bangga, karena punya ciri khas sendiri. Hal ini juga di sebutkan oleh sahabat
saya, Abdul
Haris Mubarak dalam salah satu tulisannya :
kusempatkan diri berkunjung ke kebun. Kebun
kan identik dengan tanaman dan pekerjanya disebut sebagai petani. Tapi untuk
saya tidak demikian, saya hanya keluarga petani, punya beberapa petak kebun dan
sawah serta hanya hobby berkebun (bukan pekerjaan tetap atau rutinitas saya).
Menjadi Pelajar dan menjadi Petani, asik jika kita mampu
memaknai hal tersebut sebagai rutinitas yang kita jadikan sebagai hobby.
Anehnya banyak di antara petani berfikir bahwa percuma berpendidikan yang
tinggi atau sampai menjadi seorang sarjana, jika hanya menjadi seorang petani
Hal tersebut haruslah kita ubah, karena petani juga
membutuhkan sklil, pengetahuan dan pengalaman, supaya tingkat kesejahteraan
lebih maju.
Salam Pendidikan dan salam Pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
'' TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR ANDA''
''Tassilalo Ta'rapiki T'awwa, Sipakainga Lino Lattu Akhira''